Boyolali (ANTARA News) - Pasokan susu di Jawa Tengah (Jateng) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) turun sekira 10 persen dari jumlah sebelumnya mencapai 80.000 liter per hari akibat adanya pemadaman listrik bergilir, demikian temuan Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI).
Ketua GKSI Wilayah Jateng-DIY, Sri Kuncoro, di Boyolali, Senin, mengatakan bahwa pasokan susu sapi dari 24 koperasi persusuan di Jateng-DIY kini turun 10 persen.
"Pemadaman listrik menyebabkan susu di unit koperasi banyak yang membusuk sehingga harus dibuang. Sedikit-dikitnya ada 40.000 liter susu terbuang percuma," katanya.
Ia mengatakan, GKSI selama ini mampu memasok susu ke lima pabrik pengolahan susu sebanyak 165.000 liter per hari.
Terkait adanya sejumlah koperasi persusuan yang merugi akibat pemadaman listrik secara bergilir, Sri Kuncoro mengatakan, pihaknya tengah berkoordinasi untuk melakukan somasi terhadap Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Ia meminta PLN memberikan infomasi jadwal pemadaman listrik agar mereka siap-siap untuk melakukan pergantian dengan mesin disel. Upaya ini, katanya, untuk menjaga agar kondisi susu tetap baik.
Ia mengakui, pemadaman listrik memengaruhi kualitas susu. "Kalau kualitas susu menurun, harga susu akan jatuh. Harganya kini antara Rp2.600 per liter hingga Rp3.000 per liter, sementara itu harga normal antara Rp3.200,00 per liter hingga Rp3.800 per liter," katanya.
Sementara itu, Hubungan Masyarakat (Humas) Areal Pelayanan Jaringan (APJ) PLN Klaten yang juga membawahi Unit Pelayanan Jaringan (UPJ) Boyolali, Suprapto, menjelaskan bahwa pemadaman listrik bergilir ini berlaku di Jawa-Bali.
"Kita berupaya untuk memberikan informasi kepada pelanggannya. Kita sudah proaktif, tetapi konsumen diharapkan juga proaktif untuk mengantisipasi pemadaman listrik," katanya menambahkan. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008