Jakarta, (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar bank Jakarta, Senin sore menguat hingga mencapai angka Rp9.150 per dolar AS yang diperkirakan akan bisa menembus level tersebut akibat masih aktifnya pelaku asing membeli obligasi pemerintah. "Aktif pelaku bermain di obligasi pemerintah mengakibatkan permintaan dolar AS dapat dipenuhi terutama dari BUMN seperti Pertamina dan PLN," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta, Senin. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat menjadi Rp9.150/9.155 per dolar AS dibanding penutupan pada akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.158/9.163 per dolar AS atau naik delapan poin. Ia mengatakan, pasar masih positif terhadap rupiah, karena itu, mata uang lndonesia tersebut diperkirakan bisa menembus level Rp9.150 per dolar AS. "Kami optimistis sentimen positif yang terus mengalir akan bisa memicu rupiah menembus angka tersebut," ujarnya. Indonesia, menurut dia, masih merupakan pasar potensial bagi investor asing untuk mencari keuntungan yang didukung pula oleh tinggi tingkat suku bunga acuan (BI Rate) yang mencapai 8,75 persen. Selisih bunga rupiah terhadap dolar AS yang tinggi ini merupakan salah satu faktor penyebab, investasi asing lebih cenderung ke pasar Indonesia, ucapnya. Namun, lanjut dia, pemerintah juga harus bisa mencegah investasi asing jangka pendek agar dapat dialihkan ke jangka panjang, sehingga nilai positif ini terus berkelanjutan. Karena pemerintah harus dapat menjaga stabilitas politik berjalan dengan baik, aman dan nyaman, apalagi pada tahun 2009 nanti pemerintah akan melaksanakan pemilihan umum (pemilu), katanya. Rupiah pada hari berikutnya diperkirakan akan masih bergerak naik, karena sejumlah investor asing terutama dari Australia dan Timur Tengah sangat berminat mengembangkan usahanya di Indonesia. Apabila investasi asing dari kedua kawasan itu jadi terealisir, maka pergerakan rupiah di pasar domestik akan semakin membaik, demikian Kostaman Thayib. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008