Desa Wisata nilam ini juga membuka peluang Aceh untuk menguatkan perekonomian melalui pariwisata.

Banda Aceh (ANTARA) - Wakil Ketua Tim Penggerak PKK Aceh Dyah Erti Idawati menyatakan bahwa pengembangan nilam di Provinsi Aceh akan menjadi salah satu solusi terbaik untuk menuntaskan masalah kemiskinan di provinsi itu.

"Prospek nilam di Aceh cukup baik, jadi saya harap berkah nilam bisa membuka akses untuk meningkatkan perekonomian guna menuntaskan kemiskinan," kata Dyah di Banda Aceh, Selasa.

Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela menghadiri Forum Bisnis Klaster Inovasi Nilam di kantor Bank Indonesia Perwakilan Aceh yang turut dihadiri Direktur Jenderal Penguatan Inovasi dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Jumain Appe, Rektor Unsyiah, Prof Samsul Rizal dan Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Zainal Arifin Lubis.

ia menjelaskan nilam dapat memperkuat perekonomian di provinsi itu selain melalui olahan nilam, juga bisa dilakukan peningkatan pada sektor pariwisata salah satunya melalui pilot projek desa wisata nilam yang sudah digagasnya beberapa waktu lalu.

"Desa Wisata nilam ini juga membuka peluang Aceh untuk menguatkan perekonomian melalui pariwisata," katanya.

Menurut dia dengan pengembangan perekonomian melalui pariwisata dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi masyarakat dengan melahirkan pendapatan dan penghasilan untuk masyarakat sekitar.

Ia mengatakan salah satu penyebab melemahnya perekonomian Aceh adalah masih kurangnya kekompakan untuk mensinergikan penguatan ekonomi masyarakat, baik antara Satuan Kerja Perangkat Aceh (SKPA) maupun pemangku kepentingan lainnya.

Ia meyakini dengan sinergitas yang dilakukan oleh semua pemangku kepentingan dapat mempercepat upaya pemerintah melalui SKPA terkait dalam menuntaskan kemiskinan dengan memperhatikan potensi daerah dan masyarakat sekitar.

"Banyak sekali potensi Aceh seperti pertanian, sumber daya alam dan seni kerajinan, namun, kita masih kurang di pemasaran, jadi saya harap melalui itu bisa meningkat pemasaran," katanya.

Direktur Jenderal Penguatan Inovasi dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Jumain Appe mengatakan bahwa perekonomian Aceh harus diperkuat dengan skema ekonomi dari hulu dan hilir, sehingga tidak ada lagi kegiatan ekspor bahan mentah.

"Saya tahu nilam memiliki potensi besar, kita mau dioperasikan sampai penyulingan, saya sudah komunikasi dengan perusahaan besar, bahwa saat ini mereka masih harus impor dari luar negeri, padahal kita memiliki potensi besar," katanya.
Baca juga: Unsyiah gelar Forum Inovasi dan Bisnis Klaster Nilam

Pewarta: M Ifdhal
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019