"Salah satunya dengan kebijakan perdagangan kita. Harusnya batik impor Cina tidak boleh masuk ke Indonesia,
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berharap batik lokai dapat dilindungi dari serbuan batik impor yang berada di pasaran.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Warisan Budaya Kemendikbus Nadjamuddin Ramly saat ditanya soal perlindungan batik lokal di Jakarta, Selasa.
"Salah satunya dengan kebijakan perdagangan kita. Harusnya batik impor Cina tidak boleh masuk ke Indonesia," kata Nadjamuddin.
Baca juga: Drama musikal "Canting, Malam dan Mas Print" angkat permasalahan batik
Dia mengemukakan tekstil bermotif batik itu dijual dengan harga murah, sehingga konsumen lebih memilih batik impor tersebut dibandingkan dengan batik lokal.
Dia juga meminta prosedur perpajakan bagi pengrajin batik dapat dipermudah.
"Saat ini banyak produk dalam negeri kita tidak dapat terproteksi oleh kebijakan pemerintah. Sehingga batik ini seperti ayam yang mati di lumbung padi," ungkap dia.
Baca juga: Komunitas batik rayakan satu dasawarsa batik warisan tak benda UNESCO
Menurut dia, serbuan tekstik bermotif batik impor tersebut juga akan berdampak pada regenerasi pengrajin batik, karena pendapatan sebagai pengrajin batik dinilai kurang menjanjikan.
Dia menyayangkan batik yang sudah diakui UNESCO sebagai warisan tak benda asli Indonesia tersebut harus kalah saing dengan batik impor.
"Kanalisasi kebijakan harusnya dari Kementerian Perdaganagan. Presiden Joko Widodo sebenarnya mencemaskan hal ini, tapi belum mampu mengeluarkan kebijakan afirmatif untuk masalah tersebut," jelas dia.
Selain itu dia juga mengharapkan partisipasi masyarakat untuk membeli produk-produk lokal agar batik negeri sendiri dapat terus bertahan.
Baca juga: Presiden Jokowi dijadwalkan hadiri Hari Batik Nasional di Solo
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019