Perayaan yang mengusung tema “Batik, Khazanah Peradaban" akan digelar di halaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Rabu (2/10) pukul 19.00 WIB.
"Batik tidak hanya tentang motif indah dan bermakna saja tapi batik juga penanda zaman," kata Direktur Warisan Budaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nadjamuddin Ramly di Jakarta, Selasa.
Dia mengatakan batik saat ini sudah dikenal secara luas, anak-anak muda yang pada awalnya malu menggunakan batik yang dianggap menggambarkan orang tua, saat ini sudah kembali bangga mengenakannya untuk pakaian seharian.
Pegiat batik dari Penida Wastra Persada Aditya Yusma mengatakan perkembangan batik saat ini sudah sangat luar biasa berbagai motif batik hadir dengan warna-warna yang indah.
Baca juga: Presiden Jokowi dijadwalkan hadiri Hari Batik Nasional di Solo
"Namun yang masih luput bagaimana pengrajin batik di bagian hulu yang tidak tersentuh dengan hiruk pikuk batik saat ini bergerak," kata dia.
Oleh sebab itu melalui kegiatan perayaan hari batik nasional mereka akan mengangkat permasalahan-permasalahan yang ada dalam dunia batik.
Rencananya kegiatan Perayaan Hari Batik Nasional ini akan dihadiri 400 udangan termasuk seluruh perwakilan Duta Besar yang ada di Jakarta.
Acara ini diawali cucuk lampah yang diperankan oleh model yang memakai busana batik.
Seluruh rangkaian kegiatan Perayaan Hari Batik akan dikemas dalam sebuah drama musikal yang menampilkan tokoh-tokoh yang dekat dengan dunia batik yaitu Canting, Malam dan Mas Print.
Drama ini akan menggambarkan bagaimana kehidupan Batik di hum akan hilang apabila kita sebagai pemerintah dan komunitas tidak memperhatikan masalah-masalah ini. Drama musikal ini disutradarai oleh Aditya Yusma dan penata musik Dwiki Dharmawan.
"Batik telah menjadi tamu kehormatan di negara Iain, sudah sepantasnya Indonesia menjadi tuan rumah bagi batik itu sendiri," kata dia.
Tepat sepuluh tahun yang lalu, pada 2 Oktober bertempat dl Abu Dabhi, Uni Emirat Arab, batik ditetapkan untuk masuk ke dalam daftar Intangible Cultural Heritage (ICH) UNESCO.
Melalui sidang Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage UNESCO, Batik menjadi Warisan Budaya Takbenda (WBTb) Indonesia ketiga setelah sebelumnya Keris dan Wayang tenebih dahulu masuk ke dalam daftar ICH UNESCO.
Baca juga: 500 pembatik akan ramaikan perayaan Hari Batik Nasional 2019 di Solo
Baca juga: Ayu Dyah Pasha punya koleksi kain batik lawas tahun 1940
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019