Samarinda, (ANTARA News) - Tidak saja atlet atau pelatih, penonton pun memprotes wasit, jika saat memimpin pertandingan tidak mampu bersikap netral, di arena pertandingan kempo Pekan Olahraga Nasional (PON) XVII di Gedung SMU Negeri 10 Melati di Samarinda Kaltim.
Penonton sempat melemparkan sesuatu benda ke tempat panitia, karena wasit dinilai tidak netral memberikan penilaian saat memimpin pertandingan babak semi final randori perorangan putra kelas 60 kg antara kenshi Nyoman Sudarmawan (Bali) melawan Yules Umbu Pulu (Kaltim) Minggu.
Atlet tuan rumah dimenangkan dalam pertandingan itu, pada hal penonton yang datang dari nusantara itu menilai Nyoman dari Bali sering menghujamkan pukulan dan tendangan kepada lawannya, dan wasit tetap mejutuhkan kemenangan kepada Yules Umbu Pulu dan maju ke babak final.
Protes dari penonton maupun pihak pelatih dari pulau Dewata tampaknya tidak bisa mengubah ketentuan wasit yang tidak bisa diganggu gugat. "Kami tidak melakukan protes secara resmi, toh juga hasilnya sama," kata pelatih atlet Kempo PON Bali, Nyoman Muliartha seusai pertandingan.
Protes dari atlet Sulteng juga berkumandang di luar arena, karena menganggap kenshinya Nasruddin yang bertarung di nomor randori perorangan putra 70 kg melawan Tommy Punai dari Banten, kalah dan gagal masuk ke final.
Sementara atlet Kempo dari Maluku dan seluruh krunya dikabarkan sudah meninggalkan arena pertandingan, sebelum penyelenggaraan pertarungan di cabang olahraga kempo berakhir, karena merasa banyak dirugikan dalam penilaian yang dilakukan selama pertandingan di arena PON XVII Kaltim.
Kaltim yang sejak awal memperlihatkan ambisinya untuk bisa menjadi juara umum PON XVII/2008, dikhawatirkan wasit akan selalu memihak tuan rumah dan memenangkan pertandingannya untuk daerah ini.
"Tidak benar kesan semua itu," kata Pengawas pertandingan setempat, Nilo Hadisusilo.
Para manajer atau pelatih kalau merasa dirugikan dalam pertandingan PON XVII, diberikan kesempatan untuk mengajukan protes kepada panitia, tentu sesuai aturan yang ada, antara lain dengan membayar sejumlah dana.
Ia meminta kepada pelatih maupun manajer atlet PON untuk mau membaca aturan pertandingan sesuai yang diikuti sehingga tidak perlu ribut-ribu dan jika mau melakukan protes laksanakan sesuai prosedur. Wasit sebelum mengambil keputusan tentu berdasarkan ketentuan yang ada.
"Kalau ada atlet bertanding secara seimbang dan memperoleh nilai sama, wasit bisa memperpanjang waktu dan jika hasilnya juga sama, maka wasit bisa menentukan pemenangnya tentu dengan pertimbangan apakah atletnya lebih agresif atau sedikit menerima kesalahan itu yang dimenangkan," katanya.
Nilo Hadisusilo mengatakan, jika memang ada atlet meninggalkan arena pertandingan sebelum waktunya, ya silahkan saja, karena semua itu adalah kehendaknya sendiri, tuan rumah tidak bisa memaksanya, yang penting panitia berupaya keras untuk memberikan yang terbaik.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008