Cirebon (ANTARA News) - Sungai Krian atau Sungai Kesuean, di Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon, Minggu sore, meluap akibat banjir bandang, mengakibatkan sekitar 200 keluarga dari lima Rukun Warga mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Berdasarkan pantauan ANTARA di lokasi kejadian, sejumlah warga yang tinggal di bantaran kali tampak panik karena belum pernah terjadi luapan air sungai yang begitu deras dan berlangsung cepat.
"Air mulai masuk rumah sekitar pukul 16.00, tetapi terus dengan cepat meninggi sampai satu meter, dan kemudian kembali surut sampai selutut orang dewasa," kata Ibu Cinli di RT08/RW09 yang tampak sibuk mengungsikan barang-barangnya.
Derasnya air juga menyebabkan dua rumah di RT08/RW09 mulai retak-retak yaitu milik Ibu Ini dan Bapak Darpan. Barang-barang dari dua rumah itu sudah mulai diungsikan untuk mencegah ambrolnya dinding bagian belakang rumah mereka yang persis di pinggir sungai.
Satu perahu karet dari Lanal Cirebon serta belasan prajurit Lanal Cirebon berupaya sejak pukul 18.30 WIB mengevakuasi warga agar keluar dari daerah genangan.
Lokasi genangan banjir hanya berjarak sekitar 300 meter dari bibir pantai sehingga dikuatirkan ada penduduk yang terseret arus dan langsung masuk muara sungai.
Ketinggian air juga terlihat di Jalan Kemakmuran, Gambir Laya Selatan sampai dada orang dewasa sehingga terpaksa puluhan warga segera menyelamatkan diri karena air begitu deras.
Sementara Ketua Paguyuban masyarakat Pinggir Laut Cirebon Siswanto (38) mengatakan, terdapat sekitar 200 keluarga dari lima RW di Kelurahan Kesunean yang mengungsi antara lain ditampung di Toko Pelita Abadi Motor.
Lima RW yang mengalami musibah kebanjiran yaitu di RW02 Paguyuban, RW03 Banjar Melati, RW06 Gambir Laya Selatan, RW08 Kesunean Tengah dan RW09 Kesunean Selatan.
"Banjir di daerah ini sudah tiga kali terjadi sejak tahun 2006, dan sekarang yang terbesar," katanya.
Ia meminta kepada Pemkot Cirebon untuk merelokasi rumah yang ada di bantaran sungai ke daerah lain yang lebih aman serta menaikkan tanggul sungai karena luapan air dari wilayah Kabupaten Kuningan setiap tahun terus naik.
Ia menyayangkan hanya beberapa aparat kepolisian yang berjaga-jaga di pinggir jalan, padahal banyak penduduk yang memerlukan bantuan untuk evakuasi.
Warga yang selamat bahu membahu membuat dapur umum di Toko Abadi Motor untuk menyediakan makanan bagi regu penolong dan warga yang mengungsi.
Sampai pukul 20.00 WIB, proses evekuasi masih terus berlanjut karena dikuatirkan di daerah hulu masih terjadi hujan besar yang bisa memungkinkan munculnya banjir bandang susulan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009