Surabaya (ANTARA News) - Pengamat NU Prof DR M Ali Haidar MA menilai terpilihnya KH Hasan Mutawakkil Alallah sebagai Ketua PWNU Jatim 2008-2013 akan mengembalikan peran kiai pada umat. "Ada harapan kiai Mutawakkil akan mengembalikan peran kiai menjadi tidak bias politik, tapi kiai lebih fokus mengurusi umat," katanya di Surabaya, Sabtu. Ia mengemukakan hal itu menanggapi hasil Konferensi Wilayah (Konferwil) dipercepat NU Jatim yang menghasilkan kepengurusan baru PWNU Jatim 2008-2013 di bawah kepemimpinan Rais Syuriah KH Miftachul Akhyar dan KH Hasan Mutawakkil Alallah. Dalam sidang khusus pemilihan ketua PWNU di kantor PWNU Jatim (12/7) yang dipimpin Wakil Rois Syuriah PBNU DR KH Masyhuri Naim Lc dan Wasekjen PBNU Taufik Abdullah, Ali Maschan meraih 17 suara, sedang Mutawakkil memperoleh 20 suara, tapi kiai Miftah merestui Mutawakkil. Menurut Ali Haidar, kontrak jam`iyah yang dijadikan landasan dalam Konferwil NU Jatim yang dipercepat itu merupakan desain politik yang bagus bagi NU yang berniat kembali ke Khittah 1926 (garis perjuangan sebagai organisasi sosial-keagamaan). "Tapi, kontrak jam`iyah itu tetap perlu dikawal, karena Ali Maschan yang sebelumnya menandatangani kontrak jam`iyah pun akhirnya terjun ke politik praktis," katanya. Oleh karena itu, kata guru besar Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu, kontrak jam`iyah yang sudah bagus itu tetap perlu dikawal, apakah ketua PWNU Jatim itu Ali Maschan, Mutawakkil, atau siapa. "Mudah-mudahan kiai Miftah (Rais Syuriah PWNU Jatim KH Miftachul Akhyar) mampu mengawal kontrak jam`iyah, tapi semua pengurus NU Jatim juga harus membantu kiai Miftah melakukan pengawalan, termasuk anak muda NU," katanya. Senada dengan itu, kiai Miftachul Akhyar selaku Rais Syuriah PWNU Jatim terpilih mengingatkan bahwa NU dibangun untuk memperbaiki moralitas, karena itu masalah kontrak jam`iyah itu tidak dapat ditawar-tawar lagi. "Saya keberatan dengan pak Ali Maschan bukan karena benci atau tidak memperhatikan 17 pendukung Ali Maschan, tapi saya tak mungkin menerima Ali Maschan yang berdiri di atas `dua kaki` yakni NU dan cawagub," katanya. Ia menambahkan moralitas itu bukan hanya retorika, tapi harus dijaga. "Para kiai mendirikan NU untuk menjaga moralitas bangsa, karena NU harus bebas dari ambisi dan kepentingan," katanya dalam konferwil yang dihadiri KH Muchit Muzadi dan KH Abdullah Faqih. Secara terpisah, mantan Ketua PWNU Jatim DR KH Ali Maschan Moesa MSi yang kini menjadi cawagub Golkar Jatim itu mengaku dirinya menghargai pilihan cabang NU se-Jatim terhadap KH Mutawakkil Alallah. "Saya memang terbentuk dari kontrak jam`iyah dan restu Rais Syuriah, tapi saya menghargai pilihan cabang NU se-Jatim," kata dosen IAIN Sunan Ampel Surabaya itu.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008