Recovery Kota Padang cukup cepat saat itu berkat peran perantau dan tokoh-tokoh Minangkabau yang ada di luar Sumbar,
Padang (ANTARA) - Mantan Wali Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar), Fauzi bahar menceritakan betapa besarnya peran para perantau Minangkabau dalam memulihkan kondisi Padang usai gempa 2009.
"Masih segar dalam ingatan saya saat itu (2009) Kota Padang layaknya kota kalah perang. Namun kondisi itu bisa diubah dengan semangat bersama, serta besarnya kepedulian para perantau Minangkabau," katanya di Padang, Senin.
Hal itu dikatakannya saat menghadiri kegiatan mengenang 10 tahun gempa Sumbar yang terjadi pada 30 September 2009.
Baca juga: PFI pamerkan puluhan foto 10 tahun gempa Padang
Ia menyebutkan saat itu para perantau dari berbagai daerah di Indonesia, serta seluruh dunia "badoncek" untuk memberikan bantuan.
"Recovery Kota Padang cukup cepat saat itu berkat peran perantau dan tokoh-tokoh Minangkabau yang ada di luar Sumbar," ujarnya.
Sementara untuk kebencanaan, ia meminta edukasi, pendidikan, serta mitigasi terus diberikan kepada masyarakat.
Baca juga: 10 tahun gempa Padang, Wawako: edukasi kebencanaan harus berkelanjutan
"Kalau perlu dimasukkan dalam kurikulum pendidikan agar berguna bagi peserta didik," katanya yang pernah menjabat sebagai Wali kota Padang dari 2004 hingga 2014.
Sehingga, lanjutnya saat gempa bumi terjadi bisa ditangani dengan baik. Minimal bisa untuk menyelamatkan diri masing-masing.
Pada bagian lain, dalam kesempatan itu ia juga menggugah para perantau untuk memberikan kepedulian serta membantu saudara yang ada di Wamena, Papua.
"Kita seluruh perantau serta orang Minangkabau tetap harus kompak dan membantu masyarakat kita yang ada di Wamena," tambahnya.
Ia juga meminta hukum serta keadilan ditegakkan terutama bagi para pelaku kerusuhan yang menewaskan puluhan orang.
Baca juga: 10 tahun gempa Padang dan peningkatan kewaspadaan bencana
Pewarta: Laila Syafarud
Editor: Hendra Agusta
Copyright © ANTARA 2019