Samarinda (ANTARA News) - Sekitar 20 orang pendukung DKI Jakarta mengamuk dengan melemparkan botol minuman ke arena pertandingan pencak silat, karena tidak puas dengan keputusan wasit terhadap seorang pesilat Ibukota itu pada PON XVII Kaltim 2008 yang berlangsung di GOR sempaja, Samarinda, Sabtu.
Pada saat itu sedang bertanding antara pesilat DKI Jakarta Johanes Edison Buru melawan atlet tuan rumah Kaltim M. Shodiq.
Memasuki babak kedua, Johanes terkena pukulan di bagian antara dagu dan dada, sehingga jatuh terkapar tidak bisa bangun lagi.
Kemudian, wasit memutuskan bahwa pertandingan tersebut dimenangkan pesilat tuan rumah, karena dianggap pukulan Shodiq mengenai sasaran yang benar, yakni di bagian dada.
Ternyata para sporter DKI Jakarta yang sebagian besar atlet menganggap keputusan wasit itu tidak adil, karena Shodiq memukul Johannes di bagian terlarang, yakni muka.
Karena merasa kesal, mereka langsung melempari botol minuman ke arah meja sekretariat pertandingan yang di sana terdapat para juri, wasit, dan pimpinan pertandingan.
Karena mendapat serangan seperti itu, sebagan panitia, bahkan ofisial tuan rumah langsug membalas, sehingga terjadi lempar lemparan.
Seorang suporter perempuan DKI Jakarta sempat pingsan, karena terkena lemparan.
Aparat kepolisian dan panitia pelaksana langsung mengamankan keributan. Pemimpin pertandingan dengan pengeras suara minta suporter DKI Jakarta tidak emosi.
Akhirnya suasana bisa dikendalikan, setelah pendukung DKI Jakarta meninggalkan arena.
Ofisial DKI Jakarta Joko Ramadhan menyesalkan keputusan wasit, sehingga pesilatnya dinyatakan kalah, padahal itu pelanggaran yang dilakukan pesilat tuan rumah.
"Kalau begini caranya bagaimana kita ingin mencari pesilat terbaik. Tuan rumah boleh saja memenangi pertandingan, tapi jangan dengan segala cara, itu kan tidak `fair` namanya," ujarnya.
Dikatakan, sebenarnya Johannes sudah unggul pada ronde kedua, karena ia mendapat poin bantingan.
Menurut mantan wasit dan juri IPSI, Saprianysah, pukulan pesilat Kaltim mengenai sasaran, bukan di bagian muka, sehingga pesilat Kaltim itu menang KO.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008