Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah akan mempercepat pelaksanaan konversi bahan bakar kendaraan yang sebelumnya memakai bahan bakar minyak (BBM) ke gas. Wakil Presiden Jusuf Kalla saat meresmikan Stasiun Induk Gas Terkompresi (Compressed Natural Gas/CNG) di Cikarang, Jabar, Sabtu siang mengatakan, pemerintah akan melakukan upaya-upaya dan membuat aturan-aturan yang mempercepat proses konversi tersebut. "Percepatan konversi BBM ke gas buat kendaraan ini sangat penting karena akan memberikan dampak ekonomi yang lebih baik sebab lebih efisien, lebih bersih lingkungan, dan mengatasi keterbatasan BBM," katanya. Turut hadir dalam acara peresmian stasiun yang dibangun PT IEV Gas tersebut antara lain Wakil Ketua MPR Aksa Mahmud, Kepala BKPM M Lutfi, dan Gubernur Jabar Ahmad Heryawan. Menurut Wapres, percepatan konversi bahan bakar kendaraan dari BBM ke gas tersebut akan dilakukan seperti program konversi minyak tanah ke elpiji. "Dengan upaya keras, cepat, dan dalam volume besar, hasilnya ternyata bagus," katanya. Kalla melanjutkan, pemerintah akan meminta gubernur mewajibkan kendaraan umum seperti angkutan kota, taksi, bus kota, dan juga bajaj menggunakan bahan bakar gas. Pemerintah, tambahnya, akan memberikan insentif yang diperlukan investor bagi upaya percepatan konversi tersebut. "Program ini juga akan diberikan target waktu, sehingga investor akan memiliki kepastian dalam usahanya," katanya. Mengenai ketersediaan gasnya, Kalla mengatakan, pemerintah sudah memutuskan produksi gas termasuk gas alam cair (liquified natural gas/LNG) diprioritaskan buat memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sisanya, lanjutnya, baru buat memenuhi pasar ekspor. Menurut dia, pemanfaatan gas ke depan akan ditujukan sebesar-besarnya bagi perkuatan ekonomi nasional. Kalla juga menambahkan, pemerintah akan terus mengembangkan energi pengganti BBM mengingat keterbatasan, harga yang terus naik, dan energi merupakan kebutuhan utama. "Tingkat produksi minyak memang sedang turun hingga di bawah satu juta barel per hari. Namun, Indonesia punya gas yang produksinya tiga kali lipat minyak," katanya. Produksi gas juga akan semakin bertambah dari sejumlah blok yang kini akan dikembangkan seperti Natuna D Alpha, Cepu, dan sejumlah lapangan yang berada di Selat Makassar.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2008