Beirut, (ANTARA News) - Lebanon akhirnya membentuk pemerintah persatuan yang baru, Jumat, menyusul lima pekan kebuntuan politik antara mayoritas yang berkuasa dan oposisi pimpinan Hizbullah mengenai portofolio penting. Sebagaimana diberitakan kantor berita Xinhua, kabinet 20-anggota itu terdiri atas 16 menteri dari kubu mayoritas yang berkuasa, 11 menteri dari oposisi dan tiga menteri yang ditunjuk oleh presiden sejalan dengan kesepakatan Doha, yang dicapai pada Mei dan menyelamatkan negeri tersebut dari ancaman perang saudara baru. Pembentukan itu dilakukan setelah kedua pihak mencapai kesepakatan; oposisi memperoleh hak veto --yang telah lama diminta dalam pemerintahan-- sementara mayoritas anggota parlemen berhasil membendung oposisi pimpinan Hizbullah dari jabatan utama kecuali portofolio Kementerian Luar Negeri, yang sudah dipegangnya. Oposisi juga menerima jabatan Wakil Perdana Menteri selain jabatan Menteri Luar Negeri di dalam kabinet baru, sementara kubu mayoritas pro-pemerintah memperoleh jabatan Menteri Keuangan. Posisi presiden sendiri mencalonkan Menteri Pertahanan Elias Murr, Menteri Dalam Negeri Ziad Baroud, serta seorang menteri negara. Gerakan Masa Depan (Al-Mustaqbal), pimpinan Saad Al-Hariri --yang merupakan bagian terbesar di dalam kubu mayoritas yang berkuasa, diwakili oleh Menteri Pendidikan Bahia Al-Hariri, perempuan pertama yang memimpin portofolio dan saudari dari mantan perdana menteri yang dibunuh Rafik Al-Hariri, dan Menteri Keuangan Muhammed Shatah --penasehat Perdana Menteri Fouad Seniora-- dan Menteri Negara Khaled Kabbani selain Seniora sendiri. Partai Sosialis Progresif (PSP), pimpinan Walid Jumblatt --seorang pemain utama lain di kubu mayoritas, diwakili oleh Menteri Negara Wael Abu Faour dan Menteri Perhubungan dan Pekerjaan Umum Ghazi Ariedy. Partai lain di kubu mayoritas, Kekuatan Lebanon, diwakili oleh Menteri Kehakiman Ibrahim Najjar dan Menteri Lingkungan Hidup Antoine Karam, kata Partai Phalange diwakili oleh Menteri Pariwisata Elie Maruni. Sementara itu kubu oposisi, faksi Syiah Hizbullah diwakili oleh Menteri Tenaga Kerja Mohammed Fneish --yang menduduki portofolio energi di dalam pemerintah Seniora, yang meletakkan jabatan. Gerakan Ketua Parlemen Nabih Berri, pemain utama lain oposisi, diwakili oleh Menteri Perindustrian Ghazi Zoayster, Menteri Luar Negeri Fawzi Saloukh --yang kembali ke pos yang dilepaskannya pada 2006-- dan Menteri Kesehatan Mohammad Khalifeh, yang juga mempertahakan jabatan lamanya. Pemimpin partai oposisi Gerakan Patriotik Bebas dari kubu Kristen, pimpinan Michel Aoun, diwakili untuk pertama kali di dalam kabinet oleh tiga menteri, yaitu Menteri Urusan Sosial Mario Aoun, Wakil Perdana Menteri Issam Abu Jamra, dan Menteri Telekomunikasi Gibran Bassil. Pengumuman resmi tersebut disampaikan setelah pertemuan antara orang yang dicalonkan sebagai Perdana Menteri, Fouad Seniora, Presiden Michel Suleiman dan Ketua Parlemen Nabih Berri di istana presiden. Berri meninggalkan istana itu sebelum pengumuman resmi dikeluarkan. Seniora mengatakan kepada wartawan bahwa "kendati ada perbedaan pendapat antara para pemimpin Lebanon, mereka semua mempertimbangkan kepentingan rakyat Lebanon". Berbagai upaya intensif dilancarkan guna mengatasi rintangan di dalam blok mayoritas, terutama kelompok Kristen, dan dengan oposisi sejak Seniora memveto keikut-sertaan Ali Qanso, mentan pemimpin Partai Nasional Sosial Suriah --yang bersimpatik pada oposisi, di dalam kabinet.(*)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008