Ambon (ANTARA) - Pemilik kapal cepat KM Cantika Lestari 99 mengatakan kapal yang sedang dalam pelayaran dari pelabuhan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur menuju Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon, karam di perairan Pulau Tujuh, Kecamatan Pasanea Kabupaten Maluku Tengah, akibat nahkoda terlalu merapat ke arah pesisir.
"Dalam pelayaran, nahkoda dan ABK mengambil lokasi yang terlalu dekat ke arah kiri dan di situ juga tidak ada rambu laut seperti mercusuar," kata pemilik kapal, Johny de Queljoe di Ambon, Senin.
Ia mengatakan kapal cepat ini sementara dalam perjalanan dari pelabuhan Bula, Kabupaten Seram Bagian Timur pada Minggu, (28/9) pukul 21:05 WIT menuju Pelabuhan Slamet Riyadi Ambon.
Baca juga: Basarnas evakuasi penumpang kapal yang karam di perairan Wakatobi
Namun pada Senin, (30/9) sekitar pukul 05:30 WIT kapal cepat yang dinahkodai Izac Siwalette ini menaiki karang di pesisir perairan Pulau Tujuh.
"Di atas kapal terdapat 28 orang penumpang dan mereka sudah turun ke darat ketika karam dengan berjalan kaki sebab lautnya sudah sangat dangkal," jelas de Queljoe.
Direncanakan, Senin malam sekitar pukul 02:00 WIT ketika terjadi air pasang, kapal diperkirakan baru bisa keluar . "Mudah-mudahan keluar sendiri tanpa harus ditarik. Untungnya di lokasi kapal karam itu merupakan jenis karang luna sehingga tidak mengakibatkan kapal mengalami kerusakan," ujarnya.
Menurut dia, KM Cantika Lestari 99 merupakan sebuah kapal besi sehingga tidak mengalami kerusakan saat karam, berbeda kalau kapal kayu atau terbuat dari fiber glass tentunya akan mengalami kerusakan lebih parah.
"Kalau soal doking atau tidak, nantinya akan dilihat tingkat kerusakannya seperti apa," tambahnya.
Baca juga: 27 orang rombongan pramuka selamat usai kapal karam
Baca juga: Petugas kesyahbandaran urus pemulangan ABK kapal karam
Pewarta: Daniel Leonard
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019