Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) akan mendapat bagi hasil (split) 40 persen dari pengelolaan Blok Natuna D Alpha, Kepulauan Riau, sedang 60 persen sisanya pemerintah.
Direktur Utama Pertamina Ari Soemarno di Jakarta, Jumat mengatakan, pihaknya akan mengkaji komposisi bagi hasil tersebut.
"Untuk split (bagi hasil) sudah ditetapkan 60 persen buat pemerintah dan 40 persen Pertamina. Kami akan lihat," katanya.
Menurut dia, saat ini, pihaknya tengah menyelesaikan kerangka acuan (term of reference/ToR) pengembangan blok tersebut.
TOR menyangkut kriteria mitra strategis yang akan digandeng Pertamina mengembangkan blok tersebut.
Ari mengatakan, kriteria umum mitra strategis adalah perusahaan yang memiliki teknologi dan permodalan yang besar.
Kedua syarat tersebut penting mengingat kandungan gas karbondioksida (CO2) blok itu mencapai 70 persen dan berada di laut dalam.
Sejauh ini, sejumlah perusahaan yang sudah menyatakan minatnya antara lain ExxonMobil, Shell, Total, StatOil, Eni, dan PetroChina di pengembangan hulu Blok Natuna D Alpha.
Sedang di hilir, antara lain Petronas, PTT Thailand, dan PetroVietnam.
Pemerintah telah memutus kontrak pengelolaan Natuna D Alpha dengan Exxon pada 2005 karena hingga 20 tahun lamanya tak kunjung berproduksi.
Dalam kontrak lama, Exxon menguasai 76 persen saham kepemilikan (participating interest/PI) dan Pertamina 24 persen.
Namun, porsi bagi hasil kontrak lama sangat timpang karena Exxon mendapat 100 persen, sedang pemerintah nol persen.
Blok Natuna D Alpha diperkirakan memiliki cadangan gas cukup besar yakni hingga 46 triliun kaki kubik.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008