Istilah bisnis bata-dan-mortir sering digunakan untuk merujuk pada perusahaan yang memiliki atau menyewakan toko ritel, fasilitas produksi pabrik, atau gudang untuk operasinya.
Sejak awal 2017, lebih dari 20 pedagang ritel AS, termasuk Sears Holdings Corp dan Toys 'R' Us, telah mengajukan pailit sementara makin banyak konsumen beralih ke pedagang daring seperti Amazon Inc.
Baca juga: Ariana Grande tuntut Forever 21 karena kemiripan iklan
Perusahaan tersebut mendaftarkan aset dan kewajiban dengan jumlah satu miliar sampai 10 miliar dolar AS, kata dokumen pengadilan yang diajukan ke US Bankruptcy Court untuk Distrik Delaware, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Senin.
Pedagang ritel itu mengatakan Forever 21 menerima 275 juta dolar AS dalam pendanaan dari pemberi pinjaman saat ini dengan JPMorgan Chase Bank, N.A., sebagai agen, dan 75 juta dolar AS dalam bentuk modal baru dari TPG Sixth Street Partners, dan jumlah tertentu dari dana afiliasinya.
Dengan dana itu, Forever 21 mengatakan ritel tersebut bermaksud mengoperasikan bisnis seperti biasa dan akan memusatkan perhatian pada bagian inti operasinya yang menguntungkan.
Baca juga: Pindah ke online, Ralph Lauren akan tutup toko Polo di Manhattan
Sementara itu, perusahaan tersebut berencana menutup sebagia besar lokasi internasionalnya di Asia dan Eropa, tapi akan terus beroperasi di Meksiko dan Amerika Latin.
Ritel itu, yang didirikan pada 1984, memiliki 815 toko di 57 negara. Pekan lalu, perusahaan tersebut mengatakan akan keluar dari Jepang dan menutup semua 14 tokonya pada akhir Oktober.
Kirkland & Ellis LLP berfungsi sebagai penasehat hukum perusahaan itu, Alvarez & Marshal menyarankan penataan-ulang, dan lazard bertindak sebagai bankir penanaman modalnya.
Baca juga: Perbaiki kualitas, Starbucks AS tutup ribuan toko sehari
Sumber: Reuters
Penerjemah: Chaidar Abdullah
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019