Pretoria (ANTARA News) - Perundingan hari kedua antara partai yang berkuasa di Zimbabwe dan pihak oposisi dimulai di Afrika Selatan, Jumat, pada saat partai-partai tersebut meletakkan dasar bagi pembicaraan masalah inti mengenai krisis negara tersebut. Nqobizitha Mlilo, jurubicara ketua oposisi Gerakan untuk Perubahan Demokratik (MDC) di Afrika Selatan, mengatakan bahwa kedua pihak melanjutkan pembahasan syarat-syarat yang diperlukan sebelum perundingan-perundingan sejati bisa diselenggarakan. "Kami bertemu dengan mereka (partai yang berkuasa ZANU-PF) berhadap-hadapan. Kami tidak takut terhadap mereka," kata Mlilo kepada AFP. MDC menegaskan bahwa perundingan-perundingan persoalan inti hanya bisa dilakukan setelah gencatan senjata yang melibatkan semua yang terlibat, membebaskan lebih dari 1.500 tahanan politik, memperluas tim mediasi termasuk utusan tetap Uni Afrika dan mengambil-sumpah para anggota parlemen karena oposisi sekarang menguasai parlemen. "Masalah-masalah itu merupakan agenda tunggal. Tidak ada agenda tambahan lainnya," kata Mlilo kepada AFP. Presiden Afrika Selatan Thabo Mbeki merupakan penengah sejak lama di kawasan itu, antara pihak oposisi dan partai yang berkuasa Presiden Zimbabwe Robert Mugabe. Para pejabat pemerintah Afrika Selatan, bukan hanya Mbeki sendirian, telah terlibat dalam diskusi-diskusi Kamis di suatu tempat yang tak dijelaskan di ibukota Pretoria, kata jurubicara kepresidenan Mukoni Ratshitanga. ZANU-PF diwakili oleh Menteri Kehakiman Patrick Chinamasa dan Menteri Perburuhan Nicholas Goche, sedangkan MDC oleh sekjennya Tendai Biti dan wakil ketua keuangan Elton Mangoma. Zimbabwe telah dihantam oleh aksi kekerasan politik yang makin berkembang sejak sengketa putaran pertama pemilihan presiden pada Maret lalu. Mugabe terpilih kembali pada bulan lalu dalam putaran kedua pemilihan presiden, namun diboikot oleh pemimpin MDC Morgan Tsvangirai setelah terjadi gelombang serangan yang menelan banyak korban para pendukungnya. (*)
Copyright © ANTARA 2008