Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah kini terus melakukan upaya perbaikan kinerja Badan Umum Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) untuk selanjutnya disinergikan menjadi "holding company", guna mendukung industri pertahanan yang kuat.
Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Menteri Negera BUMN, Said Didu, dalam pertemuan tiga bulanan antara penentu kebijakan, pengguna dan produsen Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) di PT PAL Indonesia, Surabaya, Jatim, Jumat.
"Tahap-tahap penyehatan BUMN strategis terus kita lakukan, sehingga diharapkan nantinya bisa menjadi 'holding' industri pertahanan", katanya dalam acara yang dihadiri Sekjen Dephan, Letjen TNI Safri Syamsuddin, serta para pejabat di lingkungan TNI, Deperin, Bappenas, dan BUMNIS, seperti PT PAL Indonesia, PT Pindad, PT Dahana dan PT Dirgantara Indonesia itu.
Dengan kondisi BUMNIS yang sehat, maka akan mendukung terwujudnya industri pertahanan yang kuat. Bahkan, deviden pemerintah dari BUMNIS yang masuk dalam "holding" tersebut diharapkan dapat dimanfaatkan untuk menunjang pengembangan, sehingga industri pertahanan ini bangkit dan berkembang.
Kegiatan masing-masing BUMNIS
Sementara itu, para pejabat di lingkungan BUMNIS yang hadir dalam kesempatan itu memaparkan mengenai progres kegiatan masing-masing perusahaan.
PT PAL Indonesia, misalnya, memaparkan mengenai progres pembangunan 12 kapal yang akan diserahkan kepada pemesan pada 2008, baik kapal niaga maupun "Landing Platform Dock" (LPD). Selain itu, industri tersebut juga telah menyiapkan desain kapal korvet dan perbaikan (overhaul) kapal selam.
PT Pindad menguraikan mengenai pembuatan panser dan jembatan "bailey". Perusahaan itu kini dipercaya membuat 154 panser, baik untuk kavaleri maupun infanteri. Sedangkan PT Dahana menjelaskan tentang upaya memproduksi Amonium Nitrat, guna mendukung industri bahan peledak militer.
Dalam acara bertema "Satukan Visi, Misi Kemandirian Untuk Kejayaan Martabat dan Kesejahteraan Bangsa Indonesia" itu, sejumlah pejabat di lingkungan TNI selaku pengguna Alutsista meminta agar industri strategis mampu menghasilkan produk yang kompetitif, baik dari sisi kualitas, harga dan waktu.
Sekjen Dephan, Letjen TNI Safri Syamsuddin yang mempimpin jalannya pertemuan itu, mencatat beberapa poin penting yang perlu menjadi perhatian bersama, di antaranya BUMNIS diharapkan dapat menjadi industri penopang Alutsista TNI, dengan tetap memperhatikan pemahaman mengenai peluang dan kapabilitas.
Dari sisi pengguna, Safri menilai perlu skema perencanaan yang baik mengenai produk yang perlu dipasok BUMNIS dengan mengacu "roadmap" Bappenas. Sedangkan BUMNIS yang diharapkan dapat menjadi tulang punggung dalam pemenuhan Alutsista, harus terus meningkatkan kualitas produknya.
(*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008