Saham sektor konsumer dalam jangka panjang menjanjikan

Jakarta (ANTARA) - Saham sektor konsumer di Bursa Efek Indonesia (BEI) dinilai masih menjanjikan dalam jangka panjang, karena sektor ini satu-satunya yang masih berkontribusi positif bagi pertumbuhan ekonomi domestik yang bersumber dari konsumsi masyarakat.

"Saham sektor konsumer dalam jangka panjang menjanjikan, namun dalam jangka pendek menengah masih dibayang-bayangi ketidakpastian perang dagang Amerika Serika-China," kata Analis Bahana Sekuritas Gionanni Dustin, dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

Menurutnya, hingga kuartal ketiga 2019, geliat perekonomian belum memperlihatkan tanda-tanda penguatan yang berarti. Kinerja ekspor dan investasi masih menghadapi persoalan sebagai dampak dari perang dagang antara Amerika dan Cina yang masih berlanjut.

Baca juga: IHSG ditutup melemah dipicu turunnya sektor konsumer

Turunnya kinerja industri padat karya dalam 5 tahun terakhir ini, berdampak pada lebih tingginya serapan tenaga kerja untuk paruh waktu dibanding jumlah tenaga kerja sepenuh waktu.

Akibatnya, pola belanja masyarakat lebih beragam antara kebutuhan barang premium dengan barang-barang yang diproduksi massal.

Dalam jangka pendek tantangan sektor konsumer akan bersumber dari risiko lemahnya serapan tenaga kerja untuk sepenuh waktu dan persaingan ketat untuk kategori produk yang pertumbuhannya cukup tinggi.

"Demi mempertahankan kinerja positif, perusahaan diperkirakan akan melakukan inovasi produk atau melakukan repackaging atau penyesuaian terhadap ukuran/volume atas barang tertentu," katanya.

Baca juga: IHSG pekan ini berpeluang menguat

Untuk itu, Bahana memberi rekomendasi beli atas saham PT Unilever Indonesia dengan target harga Rp 52.200/lembar saham karena memiliki produk yang lebih beragam mulai untuk masyarakat segmen atas hingga bawah.

Perusahaan berkode saham UNVR ini dalam lima tahun terakhir mampu membukukan kinerja yang positif dengan margin yang stabil di kisaran 23 persen setiap tahun.

Rekomendasi beli juga diberikan kepada saham Mayora Indah (MYOR) dengan target harga Rp 2.900/lembar.

Perusahaan ini memiliki nama yang kuat untuk beberapa segmen tertentu khususnya makanan biskuit yang persaingannya cukup ketat, karena memiliki prospek yang stabil.

Baca juga: Manajer investasi selektif berinvestasi pada saham yang baru IPO

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2019