"Saya bersyukur karena awalnya saya bersama Wabup Indah berkeputusan agak khawatir dilaksanakan di Kertowono karena ketika dilaksanakan di Kawasan Wonorejo Terpadu (KWT) antusias masyarakat cukup tinggi, ternyata begitu ditempatkan di sini juga antusiasnya luar biasa," kata Bupati Lumajang yang akrab disapa Cak Thoriq pada penutupan "Loemadjang Mbiyen", di Lumajang, Jawa Timur, Minggu malam.
Baca juga: Pemkab Lumajang-PTPN XII kerja sama kembangkan agrowisata
Penyerahan sangkur penjalin dari Bupati Lumajang Thoriqul Haq kepada pegiat seni ujung yang merupakan kesenian khas masyarakat Gucialit menjadi penanda ditutupnya kegiatan "Loemadjang Mbiyen" di PTPN XII Kertowono, Kecamatan Gucialit, Minggu (29/9) malam.
Cak Thoriq merasa bangga kegiatan yang dibuka pada Jumat (27/9) itu mendapatkan antusiasme yang luar biasa dari masyarakat. Ribuan warga silih berganti memadati area PTPN XII Kertowono Gucialit untuk berwisata sekaligus bernostalgia di "Loemadjang Mbiyen".
Baca juga: Pemkab Lumajang lestarikan anggrek ekor tupai
Menurut dia, Lumajang memiliki potensi yang luar biasa, baik wisata, produk pertanian maupun produk-produk unggulan lainnya, sehingga pihaknya berharap semakin banyak kegiatan seperti "Loemadjang Mbiyen", agar segala potensi yang dimiliki Lumajang dapat dikenal oleh masyarakat luas.
"Itu semua harus dioptimalkan seperti semua destinasi pariwisata, produk unggulan terkoneksi dengan baik, maka pertumbuhan ekonominya akan berkembang pesat," tuturnya.
Baca juga: Puncak B-29 destinasi wisata favorit di Lumajang
Dalam kesempatan yang sama, Wabup Lumajang Indah Amperawati menyampaikan apresiasinya kepada seluruh pihak yang telah menyukseskan kegiatan tersebut, sehingga berharap tahun depan pelaksanaan "Loemadjang Mbiyen" semakin ditingkatkan, sehingga lebih banyak menarik antusias dari wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Tahun depan pelaksanaan 'Loemadjang Mbiyen' lebih inovatif dan kreatif, lebih banyak masyarakat untuk sekaligus meramaikan tidak hanya menjadi pengunjung," ujarnya.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2019