Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah di pasar spot antar bank Jakarta, Jumat pagi, cenderung stabil, karena para pelaku bersikap hati-hati melakukan transaksi jual maupun beli, sehingga aktivitas di pasar cenderung melesu. "Pelaku pasar masih belum berani membeli dolar AS lebih besar atau rupiah, karena mereka masih khawatir dengan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat yang mengakibatkan pertumbuhan ekonomi global melambat," kata pengamat pasar uang, Edwin Sinaga, di Jakarta, Jumat. Dikatakannya, para pelaku sebenarnya ingin membeli dolar AS lebih jauh, setelah rupiah menguat tajam hingga mendekati angka Rp9.150 per dolar AS, namun tertahan oleh kekhawatiran atas sektor keuangan AS. "Kami optimis rupiah masih bisa bergerak naik lagi, apalagi minat investasi asing di dalam negeri semakin besar," katanya. Rupiah, menurut dia, pada sore nanti kemungkinan akan bisa bergerak naik, karena dolar AS di pasar global melemah. Apabila rupiah menguat, maka posisinya diperkirakan akan bisa berada di bawah angka Rp9.150 per dolar AS, ujarnya. Kekhawatiran atas sektor keuangan itu, menurut dia, bank sentral AS (The Fed) kemungkinan tidak akan menaikkan suku bunganya lagi. "Kami optimis The Fed akan tetap mempertahankan suku bunganya," ucapnya. Posisi rupiah yang jauh di bawah angka Rp9.200 per dolar AS, menunjukkan bahwa investasi asing dalam jangka pendek masih terjadi terutama setelah pemerintah menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) di luar negeri. SUN yang dilepas pemerintah memberikan gambaran bahwa investasi asing di dalam negeri makin meningkat, dan ini menunjukkan Indonesia masih merupakan pasar potensial asing untuk mencari gain, katanya. Sementara itu dolar AS turun 0,2 persen menjadi 106,90 dan euro terhadap dolar AS menjadi 1,5790, dan euro terhadap yen pada 169,47. (*)
Copyright © ANTARA 2008