Denpasar, (ANTARA News) - Kehadiran grup band Trio Rapper XXX di blantika musik pop modern Bali dengan lagu-lagu populernya di kalangan anak muda menjadikan grup musik ini semakin eksis. Perpaduan modern dan tradisional Bali pada setiap garapan lagu-lagu yang dinyanyikan menjadi warna dan identitas tersendiri bagi XXX (triple X) yang meluncurkan album keempat bertema "Sangut Delem". Produser Jayagiri Pro, I Gusti Ngurah Nyoman Murthana di Sanur, Bali, Kamis mengatakan, dengan diluncurkannya album "Sangut Delem" (tokoh pewayangan) makin memantapkan jati diri dan posisi grup band ini dalam dunia musik pop Bali. "Dalam album ini antara tema cinta dan tema-tema yang mengangkat kekayaan seni tradisional Bali makin seimbang. Sebut saja lagu Sangut Delem, Omed-Omedan, Sapunapi Gatra dan Lutung Megambel," katanya. Bahkan diakuinya mengawinkan seni pop modern dengan musik tradisional merupakan upaya Trio Rapper itu untuk melestarikan budaya tradisional Bali. "Lewat lagu-lagu ini kami berharap nilai-nilai seni tradisional makin digemari dan dicintai masyarakat Pulau Dewata sehingga tetap lestari," ucapnya. Sementara Rahtut, vokalis band itu mengemukakan, bahasa Bali bukanlah hambatan pihaknya untuk mencoba sesuatu yang berbeda dalam berkarya, khususnya di dunia musik. Ia mengatakan, ditengah tumbuhnya musik pop Bali yang menghadirkan berbagai jenis aliran musik, Trio Rapper berharap mampu membuat generasi muda mulai mencintai bahasanya sendiri, mengangkat gengsi bahasa Bali. "Tak berlebihan bila lagu Bali telah menjadi tuan di rumah sendiri. Lagu daerah ini sudah merasuk ke sanubari orang-orang Bali, terlihat dari konser di berbagai tempat yang mampu membius penonton," ucapnya. Menariknya, beberapa lagu dalam album tersebut merupakan hasil komunikasi yang intens antara Trio Rapper dengan penggemarnya atau fansnya. "Seperti lagu Sangut Delem merupakan karya dari penggemarnya, termasuk juga lagu Omed-Omedan yakni ritual tradisi berciuman massal kaum remaja yang digelar setiap tahun di Desa Sesetan, Denpasar Selatan," kata Rahtut menambahkan.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008