Jakarta (ANTARA) - Transportasi alternatif jarak dekat otoped listrik (skuter listrik) mulai dilirik warga Ibu Kota Jakarta terutama di akhir pekan penyewanya lebih banyak dibandingkan hari biasa.

"Berdasarkan pengamatan di lapangan, GrabWheels biasanya lebih ramai digunakan pengunjung pada akhir pekan, terutama yang lokasinya dekat dengan pusat hiburan atau perbelanjaan," kata CEO GrabWheels, TJ Tham dalam keterangan tertulisnya kepada ANTARA di Jakarta, Minggu.

Saat ditanyakan angka penggunanya, Tham menolak untuk menyebutkan jumlah yang sebenarnya.

"Sebelumnya, kami tidak bisa memberikan informasi detail mengenai hal tersebut. Namun kami sangat senang bahwa GrabWheels banyak diminati oleh masyarakat saat ini," katanya.

Baca juga: Tujuh lokasi otoped listrik GrabWheels di Jabodetabek

Grab telah memiliki 1.000 lebih otoped listrik yang sudah tersedia di berbagai titik bagi pengguna Grab dan akan terus bertambah.

Namun jumlah otoped listrik yang ada di setiap titik parkir berbeda-beda. Jumlahnya disesuaikan dengan mengamati perilaku dan permintaan dari pengguna GrabWheels berada.

GrabWheels dapat ditemukan di tujuh lokasi, yakni 'the Breeze' BSD City, Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno Hatta, Bintaro Exchange, Fakultas Teknik Universitas Indonesia (UI), Lippo Village dan beberapa lokasi lainnya di Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat.

Menurut Tham, peminat terus bertambah sejak diujicobakan pada 9 Mei 2019 di BSD City, Tanggerang, lalu menyebar di beberapa wilayah Jabodetabek.

Baca juga: Pengamat transportasi: Skuter listrik wajib diuji Kemenhub

Sebelum meresmikan GrabWheels, pihaknya telah melakukan uji coba di BSD City. Dalam masa uji coba tersebut, banyak masukkan dan juga melihat antusiasme dari pengguna GrabWheels.

Setelah peluncuran pertama di BSD City, GrabWheels juga mendapatkan banyak permintaan dari berbagai lokasi untuk menyediakan layanan tersebut.

"Kami berharap bahwa inovasi ini menjadi solusi baru bagi pengguna sebagai pilihan moda transportasi first-mile and last-mile," kata Tham.

Sementara itu, banyak warga memanfaatkan CFD atau hari tanpa kendaraan bermotor (CFD) di Bundara HI Jakarta untuk menggunakan layanan otoped listrik.

Reno (29) salah satunya, karyawan berdomisili di Tanah Abang mengaku penasaran dengan transportasi jarak pendek tersebut, hingga mulai memesan dari jam 04.00 WIB.

"Takutnya kehabisan, karena pas saya ke lokasi pengambilan sudah banyak yang antre," kata Reno.

Baca juga: Penggunaan skuter listrik semakin diminati di Jakarta

Reno memesan dua otoped listrik bersama teman wanitanya, digunakan untuk berkeliling dari Benhil ke Bundaran HI dan jalan-jalan ke Monas serta Lapangan Banteng.

Menurut dia, otoped listrik sangat efisien saat macet dan ramah lingkungan. Otoped juga dirancang dengan kecepatan terbatas, yakni antara 15 kilometer (km) per jam hingga 17 km per jam.

"Jadi layak deh pakai otoped di Jakarta, bisa kurangi polusi juga. Apalagi kecepatannya dibatasi mencegah penyalahgunaan," kata Reno.

Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019