Sapporo (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengemukakan sikapnya dengan "bahasa yang terang" mengenai fenomena keinginan sejumlah gubernur yang ingin berkompetisi dengan dirinya untuk tidak perlu merasa rikuh."Tidak perlu rikuh sama saya. Silahkan saja berkompetisi. Ini negara demokrasi semakin banyak pilihan semakin baik bagi demokrasi," kata Presiden di Sapporo, Kamis, berkaitan dengan pertanyaan wartawan soal banyaknya pejabat yang saat ini lebih mementingkan kampanye politik, sehingga dinilai rakyat kabur dari tugasnya.Presiden menyampaikan hal itu dalam jumpa pers dengan wartawan Indonesia, untuk menerangkan hasil KTT G8 di Hokkaido yang baru saja diikutinya sejak Senin (7/7) lalu. KTT G8 berlangsung di Toyako, Hokkaido dan berakhir pada Rabu (9/7) lalu.Kepala Negara mengatakan, kepada para gubernur dan juga para menteri kabinet sekalipun, dirinya sudah sering menyampaikan silahkan maju dalam pencalonan presiden di pemilu mendatang."Namun karena saat ini sedang menjadi gubernur atau pejabat publik, maka hendaknya tetap mementingkan lebih dulu tugas dan tanggungjawab yang diamanahkan kepadanya," kata Presiden lagi. Presiden menegaskan bahwa sikapnya itu bukan untuk melarang, melainkan untuk menjelaskan saja posisi pejabat publik yang sedang diembannya agar tetap memprioritaskan tugas-tugas demi kepentingan publik. "Boleh-boleh saja gubernur berkampanye, asalkan sesuai aturan KPU. Yang tidak boleh itu kalau meninggalkan tugasnya sebagai pejabat pemerintah. Tidak boleh kabur begitu saja," kata Presiden. Dalam pandangan mantan Menko Polkam itu, pejabat yang lalai dalam menjalankan tugas-tugasnya sama saja dengan melakukan dosa yang luar biasa. Apalagi rakyat juga akan memprotesnya, karena lebih mengutamakan kepentingan politik praktis ketimbang menjadi pelayan bagi publiknya. "Jadi intinya pandai-pandailah menjaga diri," kata presiden yang mengaku saat ini di pemerintah sedang santer istilah "SDM` atau "Selamatkan Diri Masing-masing", terutama menjelang berlangsungnya pemilu legislatif dan pemilu eksekutif tahun depan.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008
Berkenan Bapak utk. tdk. banyak ngendikan biar saja orang mau apa. Pamor legislatif mulai dari pusat sd bawah populeritasnya lagi jatuh ke titik nadir akibat ulahnya sendiri. Apa itu ? Power tends corupt, haram dan halal semua diembat. Di recall induknya buat partai baru atau gabung partai lain.
Benar ya Boss jangan banyak buang energi. Bapak masih right on the track. Sure....