Tulungagung, Jatim (ANTARA) - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mendorong kelompok ekonomi mikro, kecil dan menengah yang dikembangkan jaringan Muslimat NU di daerah-daerah agar memanfaatkan era digital untuk melakukan pemasaran produk-produk usahanya, bersaing dengan kompetitor lain.

"Penjualan secara online (daring) menjadi salah satu opsi (pilihan) yang sangat efektif (bagi ibu rumah tangga), karena bisa sambil momong sambil melakukan tugas-tugas keluarga yang lain bisa melakukan kegiatan ekonomi produktif," kata Khofifah berbicara usai menghadiri kegiatan memperingati Harlah (Hari Ulang Tahun) Muslimat NU di Kabupaten Tulungagung, Minggu.

Khofifah yang juga Ketua Umum Muslimat NU tersebut mengawali kampanye berbisnis secara daring ke ribuan anggota Muslimat NU Tulungagung dengan membagikan "power bank" gratis saat didapuk memberikan sambutan.

Baca juga: Sri Mulyani: Digital company perluas akses pelaku usaha

Ia mengawalinya dengan tagline Indonesia Menyambut Era Revolusi Industri 4.0. Kata Khofifah, Muslimat NU harus cerdik memanfaatkan peluang di tengah arus globalisasi yang serba digital saat ini.

Dengan memberikan power bank gratis kepada anggota Muslimat NU yang dipilih acak, ia berharap benda pengisi daya listrik untuk ponsel android bisa menstimulasi ibu-ibu yang hadir untuk aktif memanfaatkan peluang pasar dagang/bisnis di pasar daring.

Tak sekedar menawarkan produk-produk hasil kerajinannya secara virtual atau daring, namun juga berani bersaing dengan produk-produk lain di dunia maya.

Baca juga: Tips merancang bisnis model canvas

"Kebetulan beberapa icomers yang telah memiliki platform unicorn, termasuk dexacorn, kami sudah ada proses kerjasama pelatihan di beberapa daerah," kata Khofifah menanggapi pertanyaan wartawan tentang strategi Muslimat NU dalam menyiapkan sumberdaya manusianya di era revolusi industri 4.0.

Tak berhenti di situ, Khofifah mengatakan Muslimat NU juga tengah menyiapkan peluncuran aplikasi digital untuk pengembangan ekonomi umat.

"Mungkin Insya Allah November ini, kami sedang menyiapkan itu. Aplikasi digital untuk ekonomi Muslimat (NU). Di Rakernas (Muslimat NU), akhir November mendatang," kata Khofifah.

Ia tidak menjelaskan rinci aplikasi digital dimaksud. "Kalau ini kan icomers ya. Jadi semacam melakukan proses yang kita ingin sinergikan dalam 'one pesantren one produk'. Kita idetinfikasi produk-produknya, kita didampingi bagaimana 'quality, quantity dan continuity'-nya," kata Khofifah.

Menurut Khofifah, jika pelaku UMKM sebagaimana dari jaringan Muslimat NU sudah berani memasukkan di dalam katalog secara online/daring, maka hal yang harus dijaga adalah kualitasnya, kuantitas dan kontinyuitas.

"Misal, kontinyuitas menjadi penting kalau misal ada pesanan berkelanjutan, kuantitas menjadi penting kalau ada pesanan dalam jumlah besar, jadi memang harus ada rumpun yang bisa berseiring dengan produk tertentu," katanya.

Khofifah sendiri disela kesibukannya memimpin Jawa Timur, mengaku tetap proaktif melakukan kunjungan ke daerah bertemu dengan jejaring Muslimat NU guna mencari format pemberdayaan ekonomi umat.

Salah satunya dengan penguatan koperasi-koperasi yang dikelola Muslimat NU di masing-masing wilayah.

Khofifah berharap melalui koperasi Muslimat yang telah berdiri sejak 1973, dan kini telah didorong untuk ikut bersaing di era digital revolusi industri 4.0 ini, bisa dimanfaatkan jaringan kader untuk terus melakukan kegiatan keekonomian agar ibu-ibu Muslimat tetap eksis dan bisa bersaing di era global.

Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019