Serang (ANTARA News) - Letusan dan kegempaan Gunung Anak Krakatau, (GAK) di perairan Selat Sunda, sepanjang Rabu mencapai 98 kali. "Letusan dan kegempaan ini menurun dibandingkan Selasa mencapai 105 kali," kata Dani petugas pemantau Gunung Anak Krakatau, di Desa Pasauran Kecamatan Cinangka Kabupaten Serang, Banten, Rabu malam. Ia mengatakan, menurunnya aktivitas letusan dan kegempaan Anak Krakatau sejak ditetapkan status waspada atau level II oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Departemen Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Bandung, pada 3 Juli lalu. Meskipun terjadi penurunan aktivitas, pihaknya tidak diperbolehkan wisatawan mendekati kawasan Gunung Anak Krakatau. Apalagi, melakukan wisata pendakian ke kawasan gunung tersebut. Sebab, kata Dani, hingga saat ini aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau masih berlanjut mengeluarkan semburan material serta gas beracun. Oleh karena itu, pihaknya hanya merekomendasikan radius satu kilo meter dari titik letusan Gunung Anak Krakatau itu. Saat ini, lanjut dia, pihaknya terus melakukan imbauan-imbauan kepada pengunjung pantai Anyer dan Carita sehubungan meningkatanya jumlah wisatawan. "Saya tidak bertanggungjawab jika pengunjung nekat melakukan pendakian ke kawasan Anak Krakatau," ujar Dani. Data rekaman seismograf di Pos Pemantauan Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, sepanjang Rabu jumlah letusan dan kegempaan mencapai 98 kali, yakni gempa vulkanik A (dalam) 23 kali, gempa vulkanik B (dangkal) 50 kali, letusan sembilan kali, tremor lima kali, dan hembusan sebanyak 11 kali.

Copyright © ANTARA 2008