Yang bertahan di Wamena sekarang ini hanya pengusaha-pengusaha besar saja, kalau yang tidak punya usaha kebanyakan mau pulang semua. Banyak orang sekarang mengungsi di Kodim dan Koramil maupun Polres Jayawijaya. Bahkan warga non Papua dari Tolikara,

Timika (ANTARA) - Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB) Kabupaten Mimika kini menampung 34 pengungsi dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya, yang eksodus setelah terjadi kerusuhan di wilayah itu beberapa hari lalu.

Ketua KKJB Mimika Parjono kepada Antara di Timika, Sabtu, mengatakan para pengungsi tersebut untuk sementara ditempatkan pada Sekretariat Paguyuban Pati di Jalan Semangka, Irigasi, Kelurahan Pasar Sentral Timika.

Sebagian besar dari para pengungsi tersebut merupakan warga Kabupaten Sampang, Madura, sisanya tiga orang berasal dari Kabupaten Kediri dan Nganjuk.

"Untuk para pengungsi dari Jawa, tadi pagi sudah diserahkan oleh pihak TNI AU Mayor Librianus R kepada kami dari KKJB. Kemarin saat di Posko Lanud Timika, jumlahnya sebanyak 84 orang. Tadi pagi sudah berangkat ke kampung masing-masing dengan biaya sendiri sebanyak 45 orang, sisanya diserahkan kepada KKJB Mimika sebanyak 34 orang," kata Parjono.

Baca juga: Sejumlah dokter di Lanny Jaya pilih bertahan untuk layani warga

Baca juga: Sumatera Barat galang dana untuk pulangkan 900 warganya dari Wamena

TNI-AU evakuasi ribuan pengungsi Wamena

Menurut dia, para pengungsi Wamena tersebut untuk sementara waktu diurus dan dirawat oleh KKJB Mimika sambil menunggu rencana pemulangan mereka ke daerah masing-masing.

Terkait rencana pemulangan para pengungsi tersebut, KKJB Mimika telah berkoordinasi dengan Komandan Lanud Yohanes Kapiyau Timika Letkol Penerbang Sugeng Sugiharto maupun dengan Pemkab di daerah asal para pengungsi tersebut.

"Komandan Lanud Timika sekarang ini masih berada di Jakarta. Beliau mengatakan pemulangan para pengungsi ini akan difasilitasi dua hingga tiga hari ke depan. Kami juga sudah berkoordinasi dengan Pemkab di Madura, juga disampaikan akan dipikirkan selanjutnya. Bagi kami, solusi mana yang terbaik yang terpenting warga ini bisa pulang ke daerah asalnya, sebab kami tidak punya kemampuan finansial untuk memulangkan mereka," kata Parjono yang merupakan pensiunan prajurit TNI pada Subdenpom Timika itu.

Berdasarkan informasi yang disampaikan pihak Lanud Timika, katanya, warga non Papua yang bermukim di Wamena masih banyak yang menginginkan segera mengungsi dari wilayah itu, termasuk mengungsi ke Timika.

"Sebetulnya masih banyak yang mau keluar dari Wamena, tapi karena belum mendapat giliran untuk berangkat sehingga sampai sekarang mereka masih tinggal di posko pengungsian di Wamena. Tidak tertutup kemungkinan ada lagi pengungsi yang akan tiba di Timika. Pada prinsipnya KKJB Mimika siap untuk merawat dan menampung mereka sementara sambil mencarikan solusi untuk memulangkan mereka ke daerah masing-masing," kata Parjono.

Baca juga: 5.500 pengungsi korban kerusuhan Wamena butuh bantuan

Baca juga: Gubernur serukan warga Sumbar bantu kepulangan perantau dari Wamena

Ketua KKJB Mimika Parjono bersama pengurus Paguyuban Pati Mimika mengurus para pengungsi Wamena yang ditampung sementara di Sekretariat Paguyuban Pati Jalan Semangka, Irigasi, Kelurahan Pasar Sentral Timika, Sabtu (28/9/2019). (ANTARA/Evarianus Supar)

Salah seorang pengungsi Wamena, Sahrawi mengatakan kini terdapat ribuan warga non Papua yang mengungsi di Kantor Koramil, Kodim dan Polres Jayawijaya di Wamena menunggu antrean untuk segera diberangkatkan ke luar dari daerah konflik itu.

"Yang bertahan di Wamena sekarang ini hanya pengusaha-pengusaha besar saja, kalau yang tidak punya usaha kebanyakan mau pulang semua. Banyak orang sekarang mengungsi di Kodim dan Koramil maupun Polres Jayawijaya. Bahkan warga non Papua dari Tolikara, dari Tiom juga sekarang turun semua ke Wamena karena kondisi tidak aman," kata Sahrawi yang telah bermukim di Wamena selama 11 tahun sejak 2008.*

Baca juga: Papua Terkini - Dinkes masih mendata pasien korban kerusuhan

Baca juga: Papua Terkini- 3 orang ditetapkan tersangka kasus kerusuhan di Wamena

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019