Washington (ANTARA News)- Penarikan tentara Amerika Serikat dari Irak akan didasarkan pada kondisi keamanan di lapangan, kata Departemen Luar Negeri AS, Selasa, kendatipun pemerintah Irak menuntut ditetapkan tanggal penarikan."Kami ingin mundur- kami akan mundur," kata Gonzalo Gallegos, seorang jurubicara departemen itu. "Akan tetapi, keputusan itu didasarkan pada kondisi di lapangan."PM Irak Nuri al Maliki dan penasehat keamanannya, Mowaffaq al Rubaie, mengatakan setiap perjanjian yang menetapkan landasan hukum bagi kehadiran lanjutan AS harus termasuk jadwal waktu penarikan."Kami tidak dapat memiliki satu perjanjian kecuali tanggal jelas yang menetapkan kepulangan pasukan asing," kata al Rubaie kepada wartawan, Selasa di kota suci Syiah, al Najaf.AS dan Irak telah melakukan perundingan-perundingan selama berbulan-bulan untuk menetapkan satu perjanjian keamanan yang dapat mempertahankan pasukan AS untuk jangka waktu lama di Irak. Perundingan-perundingan itu juga akan membahas syarat-syarat hukum yang akan diterapkan pada pasukan AS.Para pejabat AS mengharapkan penerapan Perjanjian Status Pasukan atau SOFA dengan Irak pada akhir bulan ini , dan menjelang berakhirnya mandat PBB akhir tahun ini. SOFA adalah perjanjian-perjanjian standar yang digunakan Washington dalam mengatur penggelaran pasukan AS di luar negeri di negara-negara seperti Jerman, Jepang dan Korea Selatan. Al Maliki mengisyaratkan ia akan lebih suka pengaturan jangka lebih pendek dan menyatakan perjanjian itu dapat dirampungkan berdasarkan satu memorandum kesepahaman bukannya satu SOFA yang lebih kaku. Pemerintah Maliki kuatir tentang ketidakpopuleran perjanjian keamanan dengan AS yang akan mempertahankan pasukan AS di Irak , dan itu dapat merusak kedaulatan negara itu. Al Maliki berbicara tentang usaha-usaha yang tidak berhasil para anggota Kongres AS untuk mengaitkan kerangka waktu penarikan itu dengan dana bagi perang itu. Presiden George W.Bush menolak batas waktu itu, demikian dpa.(*)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008