Pasar fisik timah itu dibutuhkan dunia. Indonesia sebagai penghasil 20 hingga 23 persen timah dunia tentunya harus menjadi arah penentu harga dunia

Jakarta (ANTARA) - Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) optimistis ekspor timah tidak terpengaruh perlambatan ekonomi global karena Indonesia merupakan salah satu penghasil timah terbesar di dunia.

"Pasar fisik timah itu dibutuhkan dunia. Indonesia sebagai penghasil 20 hingga 23 persen timah dunia tentunya harus menjadi arah penentu harga dunia," kata Direktur Utama BBJ Stephanus Paulus Lumintang di Jakarta, Jumat malam.

Menurut dia, dengan potensi besar itu Indonesia menjadi pemain besar sekaligus bisa menjadi penentu harga dunia sehingga diyakini harga akan tetap stabil karena diiringi kebutuhan yang tinggi.

Sebagian besar ekspor fisik timah, lanjut dia, menuju sejumlah negara di antaranya Inggris, Singapura dan Jepang.

Dia menjelaskan BBJ pada 6 Agustus 2019 mendapat persetujuan sebagai penyelenggara pasar fisik timah murni batangan dan melakukan transaksi pertama pada 21 Agustus 2019.

Baca juga: Gubernur Babel resmikan bursa fisik timah PT BBJ dan KBI

Baca juga: 53,51 persen timah Bangka Belitung diekspor ke Singapura

Ketika memberikan sambutan, Stephanus mengungkapkan ekspor perdana timah mencapai 1.410 ton dan hingga saat ini sudah mencapai lebih dari 9.000 ton.

Pesatnya pertumbuhan ekspor timah itu, kata dia, karena pihaknya melakukan pendekatan pasar dan produksi yang stabil untuk memenuhi kebutuhan pasar.

Harga timah, kata dia, bervariasi dalam satu bulan yang terakhir mencapai sekitar 17 ribu dolar AS per ton.

"Tentunya semakin tinggi volume dan harga, maka devisa masuk Indonesia dan royalti ke pemerintah juga tinggi serta menyejahterakan penambang, " katanya.
​​
Baca juga: Ekspor timah Bangka Belitung naik 31,04 persen

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019