Pekanbaru (ANTARA News) - Sebanyak 31 pilot yang tergabung dalam Forum Komunikasi Penerbang PT Riau Airlines (FKP-RAL) membatalkan aksi mogok terbang yang sebelumnya akan dilakukan sebagai bentuk protes terhadap kebijakan maskapai penerbangan milik Pemerintah Provinsi Riau itu. Koordinator FKP-RAL, Captain (Capt) Rendra Darmakusuma, di Pekanbaru, Rabu, menyatakan bahwa pihaknya membatalkan rencana untuk menggelar aksi mogok terbang. Pada Selasa (8/7), Capt,. Rendra Darmakusuma di Pekanbaru menyatakan bahwa mereka keberatan terhadap sikap dan kebijakan Managing Director PT RAL, Heru Nurhayadi, khususnya yang menyangkut komitmen terhadap keselamatan penerbangan (flight safety), serta pelecehan yang dilakukan secara personal. Salah satu poin kekecewaan mereka adalah adanya instruksi dari Managing Director PT RAL kepada Manager Operasi yang dinilai terlalu mengintervensi, agar mengubah sebagian dari Company Operation Manual (COM) PT RAL mengenai jumlah sektor atau jumlah pendaratan (landing) dari enam kali per hari menjadi delapan kali per hari. Selain itu, FKP-RAL juga menganggap Heru Nurhayadi beberapa kali telah melakukan penghinaan terhadap profesi penerbang yang pernah dilontarkan dalam beberapa kesempatan baik secara individu, ataupun dalam pertemuan yang dihadiri karyawan RAL maupun dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada Mei 2008. Ancaman itu juga dilontarkan Heru melalui layanan pesan singkat per telepon seluler/ponsel (SMS) yang isinya akan menuntut secara hukum Chief Pilot Capt. Feri Novara atas pencemaran nama baik managing director, ketika menanggapi surat pengunduran diri Feri akibat tidak setuju terhadap kebijakan perusahaan. Pembatalan aksi mogok terbang tersebut dilakukan karena pihak manajemen telah menganulir sejumlah kebijakan yang sebelumnya menjadi alasan protes para pilot. Salah satu kebijakan yang dianulir oleh manajemen sebagai buntut dari tuntutan para pilot adalah mengenai perubahan jumlah sektor atau jumlah pendaratan dari enam kali per hari menjadi delapan kali per hari. Didasari pertimbangan adanya faktor fatigue (kelelahan) dari penerbang yang berdampak pada keselamatan penerbangan maka kebijakan tersebut dianulir dan pendaratan ditetapkan sesuai jumlah semula, yakni enam kali per hari. Selain menganulir kebijakan yang telah dibuat, Managing Director PT RAL, Heru Nurhayadi, juga telah menyampaikan permintaan maafnya kepada para pilot dan kepada para pelanggan RAL. Ia menjelaskan, alasan dibuatnya kebijakan untuk menambah jumlah pendaratan adalah sebagai bentuk upaya akselerasi memajukan RAL ditengah naiknya harga minyak dunia. Namun demikian, ia mengemukakan, bisa menganulir kebijakannya apabila hal itu mengakibatkan terjadinya salah pengertian bagi para pilot atau bagi para pelanggan. Ia menegaskan, apa yang dilakukannya murni untuk memajukan RAL dan tidak ada maksud untuk menurunkan safety performance perusahaan. (*)
Pewarta:
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008