Jakarta, (ANTARA News) - Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan, berdasarkan catatan realisasi pencapaian kinerja ekonomi hingga Juni 2008, pihaknya memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada kuartal II sebesar 6,1 persen, sehingga pertumbuhan ekonomi semester I 2008 mencapai sekitar 6,2 persen. Menurut Menkeu dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu, pencapaian tersebut terutama didorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga, belanja pemerintah, investasi, ekspor, serta impor bahan baku dan barang modal yang tinggi. "Konsumsi rumah tangga tumbuh 5,2-5,3 persen mengingat belanja kendaraan bermotor yang masih tinggi dan kebutuhan listrik yang terus meningkat," katanya. Sementara untuk pembentukan modal tetap bruto atau investasi, Menkeu menjelaskan, pihaknya mencatat pertumbuhan sebesar 10,4-10,5 persen, padahal pada periode yang sama tahun lalu hanya 7-8 persen. "Kita coba terus agar investasi bisa tumbuh dua angka hingga akhir tahun," katanya. Ekspor Indonesia pada semester I 2008 tumbuh mencapai 11,9-12,0 persen, sementara impor juga tumbuh 11,1-11,2 persen. "Kalau kita lihat, impor yang tumbuh tinggi adalah impor bahan baku dan barang modal, sementara impor barang konsumtif turun sehingga pertumbuhan ekonomi pada kuartal 3 dan 4 tidak mungkin `drop`," katanya. Sedangkan, realisasi belanja negara hingga semester I mencapai 36,7 persen dari APBN P 2008 atau cenderung stagnan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu, 36,6 persen, dan lebih baik dari penyerapan pada semester I 2006 34,1 persen. "Penyerapan belanja pemerintah pusat mencapai 35,4 persen, lebih baik dari tahun lalu 33,7 persen. Sedangkan transfer ke daerah mencapai 39,9 persen," katanya Dengan demikian, tambahnya, pertumbuhan akhir tahun 2008 akan bisa dijaga pada 6,2 persen, atau lebih lambat dari target sebelumnya 6,4 persen. "Ini menunjukkan ekonomi kita tidak kebal dari krisis global," katanya. Dalam kesempatan itu, Menkeu juga menyampaikan realisasi asumsi dasar APBN P 2008 hingga 30 Juni 2008, dimana inflasi year on year pada semester I adalah 11,03 persen (dibanding dengan target APBN P 6,5 persen), suku bunga SBI 3 bulan yang mencapai 8,4 persen (7,5 persen), dan realisasi nilai tukar Rp9.261 per dolar AS (Rp9.100 per dolar AS), Di samping itu, Menkeu mengatakan, realisasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) mencapai 109,4 dolar AS per barel (95 dolar AS per barel), lifting minyak 937,6 ribu barel per hari (927 ribu barel per hari), volume BBM bersubsidi 19,6 juta kiloliter dari jatah 35,5 juta kiloliter, serta volume konversi minyak tanah elpiji 0,43 juta kiloliter dari jatah 2 juta kiloliter. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008