Yang bersangkutan langsung sesak nafas, makanya langsung dibawa ke RSUD Pamekasan
Pamekasan (ANTARA) - Junalis Pamekasan, Jawa Timur yang terpaksa dirujuk ke rumah sakit umum daerah (RSUD) dr Slamet Martodjirjo setempat karena menjadi korban gas air mata saat meliput unjuk rasa rusuh mahasiswa, Jumat pagi, kini sudah membaik.
"Yang bersangkutan sudah diperbolehkan pulang oleh petugas," kata Pengurus Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan Moh Hasanuddin kepada ANTARA di Pamekasan, Jumat malam.
Jurnalis yang terpaksa dirujuk ke RSUD Pamekasan karena terkena tembakan gas air mata saat unjuk rasa rusuh berlangsung di kantor DPRD Pamekasan, Jumat pagi itu, bernama Nurus Solah.
Ia merupakan jurnalis CNN Indonesia yang kesehariannya bertugas melakukan liputan di empat kabupaten di Madura, yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang dan Bangkalan.
Saat mahasiswa berunjuk rasa menolak pemberlakukan UU KPK yang telah direvisi, Jumat pagi, Nurus meliput aksi itu di kantor DPRD Pamekasan.
Baca juga: Dewan Pers didesak aktifkan pedoman penanganan kekerasan jurnalis
Ia meliput tidak jauh dari massa pengunjuk rasa, karena yang bersangkutan hendak mengambil gambar dari jarak dekat.
Namun di saat yang bersamaan, petugas menembakkan gas air mata kepada para pengunjuk rasa yang mulai beringas untuk membubarkan massa, dan mengenai Nurus Solah.
Saat itu juga korban langsung kejang-kejang, dan mengaku sesak nafas, sehingga dilarikan ke RSUD Pamekasan.
"Yang bersangkutan tidak luka, tapi langsung sesak nafas, makanya langsung dibawa ke RSUD Pamekasan," kata Wakil Sekreataris Bidang Advokasi PWI Pamekasan Dedy Priyanto yang membantu Nurus di RSUD Pamekasan.
Selain Nurus, jurnalis lainnya yang juga menjadi korban gas air adalah Gozali alias Gogo. Keduanya sama-sama mengalami sesak nafas, akibat tembakan gas air mata.
Secara terpisah Kapolres Pamekasan AKBP Tegub Wibowo menyatakan, tembakan gas air mata itu dilakukan untuk meredam aksi massa yang mulai memanas, dan memaksa masuk ke kantor DPRD Pamekasan.
"Apa yang kami lalukan sudah sesuai protap. Sebab sebelum menembakkan, kami terlebih dahulu sudah menyampaikan peringatan dan negosiasi kepada massa pengunjuk rasa," katanya, menjelaskan.
Baca juga: Jurnalis Pamekasan kecam tindakan represif aparat
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019