Jakarta (ANTARA) - Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Susanto meminta semua tokoh masyarakat, tokoh agama, dan semua elemen masyarakat untuk mencegah pelibatan dan keterlibatan anak dalam aksi-aksi demonstrasi yang bernarasi jihad.
"KPAI mengajak semua elemen masyarakat untuk melakukan upaya mencegah anak usia sekolah agar tidak terprovokasi narasi-narasi jihad dalam ajakan demonstrasi sebagaimana beredar di media sosial," kata Susanto melalui pesan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Susanto mengatakan penggunaan narasi-narasi jihad untuk mengajak anak melakukan demonstrasi di jalanan merupakan hal yang kurang tepat dan perlu diluruskan.
Menurut Susanto, usia anak merupakan usia tumbuh kembang yang perlu dilindungi dari segala bentuk potensi negatif, termasuk kerentanan menjadi korban dari hal-hal yang tidak bisa diperkirakan saat demonstrasi berlangsung.
Susanto mengatakan pihaknya menerima ajakan menghadiri "Aksi Mujahid 212, Selamatkan NKRI" yang akan berlangsung pada Sabtu (28/9) melalui perpesanan sekejap WhatsApp pada Jumat siang.
"Aksi ini mengajak para pelajar," ujarnya.
Sebelumnya, melalui perpesanan sekejap dan media sosial beredar pesan "Aksi Mujahid 212, Selamatkan NKRI" yang akan berlangsung pada Sabtu (28/9). Aksi tersebut merupakan perubahan dari Parade Tauhid Indonesia yang sebelumnya akan berkumpul di Senayan.
Aksi tersebut akan berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia mulai pukul 08.00 WIB untuk kemudian melakukan aksi jalan kaki ke Istana Kepresidenan yang berada di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019