Oleh Lorensius MolanKupang (ANTARA News) - Nusa Tenggara Timur (NTT) memiliki daerah wisata yang selama ini menjadi incaran wisatawan mancanegara (wisman), karena objek yang ada di sana tidak terdapat di belahan dunia lainnya, seperti biawak raksasa atau komodo (varanus comodoensis) dan Danau Tiga Warna di puncak Gunung Kelimutu. Komodo dapat ditemukan di dua objek wisata, yaitu di Pulau Komodo dan Rinca, di Kabupaten Manggarai Barat, atau di ujung barat Pulau Flores. Sementara itu, Danau Tiga Warna ada di Kabupaten Ende, Pulau Flores bagian tengah, yaitu kawasan yang pernah menjadi tempat pembuangan Ir Soekarno (Presiden RI periode 1945-1966) semasa penjajahan Belanda. Selain objek wisata langka tersebut, NTT juga punya taman laut kelas wahid, seperti Riung di Kabupaten Nagekeo, Pulau Flores, serta Kepa di Kabupaten Alor serta taman laut Maumere di Kabupaten Sikka, Flores. NTT tidak hanya punya objek wisata langka di dunia dan taman laut, tetapi juga ada atraksi penangkapan ikan paus secara tradisional oleh nelayan Lamalera di Pulau Lembata, Kabupaten Lembata. Provinsi itu juga memiliki kegiatan ritual keagamaan, seperti Prosesi Jumat Agung menjelang Paskah di Kota Larantuka, ibukota Kabupaten Flores Timur, serta beraneka budaya dan kuburan batu para raja di Pulau Sumba. "Potensi pariwisata kita sangat menjanjikan, tetapi sampai sejauh ini belum dijadikan sebagai prioritas utama dalam pembangunan daerah," kata ekonom Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang Dr Yeni Eoh MS. Yeni Eoh mengatakan, NTT memiliki sumber devisa yang cukup menjanjikan, tapi kurang mendapat perhatian dari pemerintah daerah. Menurut dia, pemerintah perlu merancang agenda dalam mempromosikan pariwisata yang ada di daerah itu, karena posisi NTT berbatasan langsung dengan Australia dan Timor Leste serta Pulau Bali dan Lombok yang sudah menjadi daerah tujuan wisata utama di Indonesia. "Turis asing yang sudah lama berlibur di Bali dan Lombok seharusnya kita giring masuk ke NTT melalui Labuanbajo di ujung barat Pulau Flores untuk berkunjung ke Pulau Komodo dan seterusnya ke Kelimutu dan Sumba. Tetapi hal ini tampaknya belum teragendakan dengan baik oleh pemerintah daerah," kata Eoh. Pengembangan sektor pariwisata ini, menurut dia, akan memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat di sekitar objek wisata seperti menyediakan suvenir serta hasil olahan lain yang bisa dinikmati wisatawan. "Objek wisata kita termasuk langka di dunia tetapi masih berada di titik nol karena pemerintah belum memberi perhatian penuh pada sektor pariwisata sebagai salah satu agenda utama dalam pembangunan ekonomi kerakyatan," katanya. Mencermati situasi tersebut, manajemen PT Trans Nusa Holiday Wisata, perusahaan penerbangan yang melayani rute penerbangan di NTT dan Papua, akan menggandeng PT Garuda Indonesia untuk membuka rute penerbangan Kupang-Darwin. Tujuannya untuk mendatangkan turis dari Australia utara ke NTT melalui pintu masuk Kupang. Jalur penerbangan Kupang-Darwin sebelumnya dilayani Australian Air North, sebuah perusahaan penerbangan di Australia, namun dalam dua bulan terakhir tidak lagi melayani rute tersebut dengan alasan merugi. "Kami telah membicarakan pembukaan kembali rute penerbangan Kupang-Darwin dengan PT Trans Nusa," kata Wakil Gubernur NTT Frans Lebu Raya, beberapa waktu lalu. Menurut dia, pihak manajemen sangat antusias dan saat ini perusaha tersebut sedang melakukan pembicaraan dengan PT Garuda Indonesia untuk tujuan kerja sama dimaksud. Lebu Raya, yang baru terpilih menjadi Gubernur NTT periode 2008-2013 pada pilkada 14 Juni, mengatakan, sejak Australian Air North membuka jalur penerbangan Kupang-Darwin, gairah pariwisata di NTT mulai berdenyut setelah sekian lama tidak disinggahi turis asing menyusul status Siaga V yang ditetapkan DK-PBB. DK-PBB memberlakukan status Siaga V (setara dengan Siaga I di Indonesia) sejak September 2002 menyusul insiden pembunuhan tiga pekerja sosial dari Komisi Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) oleh milisi eks Timor Timur di Atambua, ibukota Kabupaten Belu. Sejak diberlakukan status siaga tersebut, nyaris tak nampak wajah orang bule berkeliaran di daerah itu. Padahal, sebelum kejadian itu, banyak orang asing menikmati panorama NTT yang memiliki sejumlah objek wisata langka serta keindahan alam dan budaya. Wakil Gubernur NTT mengatakan, langkah yang diambil Trans Nusa untuk membuka rute penerbangan Kupang-Darwin merupakan pilihan tepat untuk membangkitkan gairah pariwisata di NTT, karena Australia merupakan tetangga terdekat. Menurut dia, selama tiga tahun terakhir, pesawat Air North melayani rute penerbangan Darwin-Kupang dua kali seminggu telah memberi dampak sangat luas bagi pertumbuhan sektor pariwisata di daerah ini. Namun, karena rute penerbangan yang dibuka atas kerjasama dengan Merpati Nusantara Airlines (MNA) itu dinilai merugi,perusahan penerbangan Australia itu memilih untuk memutuskan penerbangan Kupang-Darwin. Direktur Utama (Dirut) Trans Nusa Air, Juvenil Jodjana, menyatakan bahwa dirinya yakin gairah pariwisata di NTT akan kembali berdenyut dengan dibukanya kembali jalur penerbangan Kupang-Darwin. "Dengan dibukanya rute penerbangan Kupang-Darwin, saya optimis gairah pariwisata di NTT akan kembali berdenyut. Sejumlah daerah tujuan wisata di NTT akan kita layani dengan Trans Nusa untuk kepetingan wisatawan manca negara," ujarnya. Sementara itu, Yeni Eoh menambahkan, fasilitas penunjang pariwisata, seperti perhotelan dan sarana transportasi serta telekomunikasi juga perlu dibenahi oleh pemerintah daerah, jika pemda memiliki tujuan mulia untuk menghidupkan pariwisata di daerah itu. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2008
greetings Peter