Sampai di sini saya diberi binaan oleh anggota Resmob, diberi makanan, kebutuhan saya selalu dipenuhi. Saya saat buat BAP juga didampingi oleh pengacara Roberto Sihotang, kata Hatif
Jakarta (ANTARA) - Dua mahasiswa yang diamankan oleh anggota Sub Direktorat Reserse Mobil (Resmob) Ditreskrimum Polda Metro Jaya lantaran terlibat dalam aksi demo di Komplek Parlemen Senayan membantah kabar telah diperlakukan tidak baik oleh aparat keamanan.
Dua mahasiswa yang diketahui sebagai mahasiswa Universitas Padjajaran (Unpad) Hatif Adlirrahman dan Ahmad Nabil Bintang dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah diamankan lantaran perannya dalam unjuk rasa tersebut.
"Saya ditangkap karena membawa tameng polisi itu viral di medsos. Sampai di sini saya diberi binaan oleh anggota Resmob, diberi makanan, kebutuhan saya selalu dipenuhi. Saya saat buat BAP juga didampingi oleh pengacara Roberto Sihotang," kata Hatif di Subdit Resmob Polda Metro Jaya, Jumat.
Hatif diamankan karena videonya yang sedang membawa tameng polisi turut beredar di media sosial.
Baca juga: Polda Metro Jaya pulangkan 56 mahasiwa yang diamankan dalam bentrokan
Dia mengatakan, dirinya tiba di Polda Metro Jaya pada Kamis pukul 23.30 WIB. Hatif mengaku diamankan saat berada di Lebak Bulus.
Nabil diamankan lantaran video yang sedang memegang HT (handy talkie) viral di media sosial. HT tersebut pada awalnya diduga hasil rampasan dari polisi. Namun kemudian diketahui HT tersebut bukan milik polisi namun berasal dari mobil komando aksi demo.
Dalam jumpa pers tersebut Nabil menyampaikan permohonan maaf kepada aparat kepolisian atas aksinya dalam demontrasi tersebut.
"Saya mohon maaf kepada kepolisian atas tingkah laku saya dalam video yang viral. Hal itu saya ucapkan, bukan dari hati, tapi respon dari psikis massa aksi. Adapun tindakan dari kepolisian adalah langkah preventif guna melindungi aset vital negara, yang datang akibat reaksi dari tindakan anarkis massa aksi," kata Nabil.
Baca juga: KMPK minta aparat usut pedemo anarkis di DPR
Nabil juga menyayangkan sikap presiden mahasiswa yang tidak mendampingi rekan-rekannya demi tampil di acara TV.
"Saya menyayangkan rekan-rekan kordinator aksi, presiden mahasiswa yang tega meninggalkan rekan-rekannya demi tampil di media televisi dan ILC. Begitupun kondisi saat Selasa (24/9) kemarin, banyak sekali rekan-rekan mahasiswa yang tidak didampingi presiden BEM demi tampil di ILC," tuturnya.
Sementara itu Kanit IV Subdit Resmob Polda Metro Jaya AKP Rovan Richard Mahenu mengatakan, pihaknya akan mengembalikan kedua mahasiswa tersebut kepada orang tuanya karena keduanya sudah meminta maaf dan mengaku bersalah.
"Untuk kasus ini akan kita lakukan pembinaan. Karena dari hasil diskusi mereka sudah minta maaf dan akui salah. Kita lihat juga usia mereka masih produktif. Jadi kita kembalikan ke orang tua,'" pungkas Rovan.
Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
Editor: Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2019