Batam (ANTARA News) - Rencana pengiriman 200 mujahid ke Palestina melalui Batam-Johor-Kuala Lumpur, pada 12-15 Januari, untuk sementara dibatalkan.

M Ali, pemilik pondok pesantren di Batam yang semula akan dijadikan tempat persinggahan mujahid, ketika dihubungi saat berada di Jakarta, Minggu malam, mengatakan, "Pembatalan sementara diputuskan rapat para mujahid dengan Ustad Abu Bakar Ba`asyir di Jakarta, Minggu pukul 16.00."

Ali yang juga penasihat mujahidin menyatakan pemberangkatan melalui Batam, Johor dan Kuala Lumpur belum tentu bisa dilaksanakan karena berkemungkinan tidak diizinkan pemerintah Malaysia.

Sebagai gantinya, direncanakan sekitar 1.000 mujahid (orang yg berjuang demi membela agama (Islam)--KBBI) berunjuk rasa di Kedutaan Besar Mesir, Syria, Amerika Serikat, Inggris dan kantor Perwakilan Perserikan Bangsa-bangsa, Selasa (13/1).

"Kepada Kedubes Mesir dan Syria, kami akan minta supaya membuka jalan bagi mujahid, dan membantu tetangga yang kini dizalimi Israel," katanya.

Diputuskan pula bahwa 220 ribu dolar AS, dititipkan melalui lima anggota tim medis kemanusiaan dari Indonesia yang Senin (12/1) berangkat dari Jakarta ke Gaza dengan Egypt Air via Bangkok, Thailand, katanya.

Dana tersebut semula dianggarkan untuk membiayai perjalanan mujahid ke Jalur Gaza via Batam, Semenanjung Malaysia, dan Mesir.

Mereka berjumlah 150 orang berasal dari Serang Banten, Jawa Timur, dan Jawa Tengah. Sedang selebihnya dari Lampung dan Sumatera Barat.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2009