New York, (ANTARA News) - Harga minyak menukik lebih dari lima dolar AS pada perdagangan Selasa waktu setempat, atau Rabu pagi WIB, karena penurunan pasar saham global dan bangkitnya kekhawatiran tentang pelambatan ekonomi yang memicu kecemasan akan permintaan energi mendatang, kata para pedagang.
Sebagaimana dilaporkan AFP, harga minyak yang melesat ke rekor tertinggi ditutup pada 147 dolar AS per barrel pekan lalu, juga tenggelam setelah kelompok negara kaya G8 memperingatkan melambungnya harga minyak mentah dan memohon untuk lebih banyak memproduksi minyak mentah.
Kontrak berjangka minyak utama New York, minyak mentah jenis "light sweet" untuk pengiriman Agustus, terjungkal 5,33 dolar AS menjadi ditutup pada 136,04 dolar AS per barrel.
Di London, minyak mentah jenis Brent North Sea untuk pengiriman Agustus jatuh 5,44 dolar AS menjadi mantap pada 136,43 dolar AS per barrel.
Harga minyak mentah turun tajam "di tengah kekhawatiran terhadap kesehatan umum ekonomi global menyusul penurunnan tajam di pasar saham karena aksi jual besar-besaran," kata analis Sucden, Nimit Khamar.
"Banyak ekonomi menghadapi prospek suram yang dapat mengurangi permintaan minyak, terutama pada harga saat ini."
Bursa saham dunia menderita penurunan tajam pada Selasa di tengah kekhawatiran baru terhadap sektor perbankan, dengan pasar Perancis terpukul ke posisi terendah tiga tahun, mengikuti penurunan besar di Asia dan Amerika Serikat, kata para dealer.
Di Jepang pada Selasa, para pemimpin negara kuat dunia G8 menyerukan upaya untuk mendinginkan harga minyak, memperingatkan melonjaknya harga bahan bakar minyak dan pangan mengancam pertumbuhan ekonomi dunia.
"Karena itu para pedagang minyak tampaknya menunggu hasil pertemuan G8," kata Dave Ernsberger, direktur untuk Asia dari penyedia inforamsi energi global Platts di Singapura.
Kontrak Brent London, mencapai posisi puncak selama ini pada 146,69 dolar AS dan minyak mentah New York mencapai rekor tertinggi 145,85 dolar AS pada Kamis lalu.
G8 pada Selasa mengatakan bahwa pihaknya siap mengambil tindakan untuk melindungi pertumbuhan global dari kenaikan biaya energi, namun menghentikan dengan tiba-tiba pengumuman langkah-langkah kongkrit pada hari kedua pertemuan tahunan tersebut.
Negara G8 -- Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, Rusia dan Amerika Serikat -- mengatakan dunia sedang "menghadapi ketidakpastian", meski daya tahan ekonomi mereka untuk jangka panjang masih positif.
Harga minyak pada Senin merosot, kehilangan hampir empat dolar AS di New York, didukung oleh berkurangnya ketegangan geopolitik internasional terhadap program nuklir Iran dan menguatnya mata uang dolar AS.
Tetapi, kekhawatiran tentang produsen minyak utama Iran muncul kembali pada Selasa.
Iran akan "membakar" angkatan laut Israel dan AS di Teluk sebagai respon pertamanya terhadap setiap serangan Amerika terhadap fasilitas program nuklirnya, seorang ajudan pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei memperingatkan.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008