Kendari (ANTARA) - Usai unjuk rasa mahasiswa yang terjadi di Kota Kendari Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9), siswa pramuka dari SMU Kartikan Kendari bersama unsur TNI-AD dari Kodim 1417 Kendari melakukan pembersihan puing-puing sampah yang berserakan di Jalan Abdullah Silondai, kawasan Tugu Religi dan taman Kota Kendari.
Pantauan di kawasan Taman Kota Kendari, Jumat, sedikitnya 35 siswa berpakaian seragam pramuka bersama puluhan TNI dari Kodim 1417 Kendari bergotong royong memungut sampah plastik serta benda dan kotoran lainnya yang ditinggal ribuan aksi saat berunjuk rasa, yang berserakan di badan jalan dan halaman Tugu Religi tersebut.
Guru pembina pramuka SMA Kartika, Hartiti bersama Isyanto mengatakan kegiatan pembersihan sampah di kawasan Tugu Religi taman kota Kendari, merupakan inisiatif para pelajar yang tergabung dalam kesatuan pramuka di sekolah.
"Memang sebelum kita melakukan aksi pembersihan, dilakukan apel bersama dengan bapak-bapak dari unsur TNI Kodim Kendari terkait lokasi dan kawasan prioritas yang dibersihkan," katanya dan menambahkan selain tim pramuka dan TNI juga dari unsur Ormas pemuda FKPPI yang ikut membersihkan.
Baca juga: Kapolda Sultra: Ibu hamil ikut jadi korban penembakan
Baca juga: Wakapolri bertolak ke Kendari terkait mahasiswa tewas saat demo
Kegiatan pembersihan puing-puing sampah di jalan dan kawasan taman kota sebagai dampak dari kegiatan unjuk rasa mahasiswa yang berujung dengan kerusuhan di depan kantor Dewan Perwakilan Rakyat daerah (DPRD) Sultra.
"Sampah plastik bekas minuman air mineral serta minuman dingin yang banyak dikumpulkan, di samping sampah pecahan batu dan serpihan bangunan yang mungkin dijadikan alat pelemparan ke arah gedung maupun aparat," ujarnya.
Pada Kamis (26/9) terjadi unjuk rasa mahasiswa yang melakukan aksinya di Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Sulawesi Tenggara, membakar dan merusak fasilitas umum serta membakar pos polisi yang tidak jauh dari kantor DPRD.
Sebelum melakukan pembakaran pos polisi, massa aksi juga melakukan pelemparan gedung DPRD. Akibatnya gedung sekretraiat DPRD Sultra rusak parah, kaca-kaca gedung pecah, serta bangunan gazebo yang menjual makanan milik Bulog Sultra juga menjadi sasaran amuk massa.
Aksi unjuk rasa tersebut sebagai bentuk aspirasi kepada pihak dewan yang menolak sejumlah rancangan undang-undang (RUU), serta pencabutan UU KPK, menolak RKHUP dan menolak RUU Pertanahan.
Situasi Kota Kendari sejak pagi hingga siang hari ini berjalan kondusif, meskipun sebelumnya ada isu yang menyebutkan para pengunjuk rasa akan kembali turun ke jalan sebagai bentuk kekesalan mereka atas dua orang rekan mahasiswa yang menjadi korban meninggal dan belasan orang lainnya alami luka-luka.*
Baca juga: Zulkifli: pimpinan dan anggota MPR menyatakan duka cita
Baca juga: Mahasiswa kritis saat demo di DPRD dirawat di RS Bahteramas
Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019