Batam (ANTARA) - Tenaga medis yang bekerja di lingkungan Puskesmas seluruh Kota Batam Kepulauan Riau mengenakan pita hitam, tanda solidaritas dan duka cita atas meninggalnya Dr Soeko Marsetiyo akibat kerusuhan di Kabupaten Wamena, Papua.

"Aku yang mengimbau Kepala Puskesmas. Kami (Dinas Kesehatan) tidak mengeluarkan imbauan resmi," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam, Didi Kusmarjadi di Batam, Jumat.

Ia mengatakan pengenaan pita hitam bentuk solidaritas itu tidak mengganggu kinerja tenaga kesehatan dalam melayani pasien, sehingga tidak akan menimbulkan masalah.

Baca juga: Dr Soeko Marsetiyo layani masyarakat yang belum tersentuh kesehatan

"Cuma pakai pita pasti tidak mengganggu," kata dia.

Dokter Puskesmas Sei Lekop Kecamatan Sagulung, Indah, mengatakan turut mendukung gerakan mengenakan pita hitam sebagai bentuk solidaritas dan duka cita terhadap rekan seprofesi yang gugur saat menjalankan tugas.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M Faqih dalam siaran pers menyatakan keluarga besar IDi mengenakan pita hitam yang diikat di lengan kanan, sebagai tanda solidaritas dan duka cita, pada 26-30 September 2019.

IDI juga mengimbau seluruh dokter anggota IDI untuk waspada dan hati-hati dalam melaksanakan tugas kemanusiaan sebagai tenaga medis agar selalu menjaga dan mempertimbangkan keamanan, keselamatan dan kesehatannya.

Baca juga: Kadinkes : Kasus dr Soeko persulit permintaan dokter ke Papua

IDI mendesak pemerintah daerah tempat tenaga medis dan tenaga kesehatan mengabdi untuk memberikan jaminan keamanan, keselamatan dan kesehatan bagi tenaga medis dan tenaga kesehatan yang bertugas di daerah terpencil, pedalaman dan rawan.

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019