Jakarta (ANTARA) - Menyusul data BMKG yang memasukkan 15 Kecamatan di DKI Jakarta dalam kategori awas karena mengalami hari tanpa hujan lebih dari 61 hari, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meminta Satgas Air Bersih DKI Jakarta untuk bersiap siaga.

"Sebanyak 1.162 personel dari berbagai unsur kami minta siap siaga untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan air bersih bagi warga Jakarta," kata Anies di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Anies minta warga bersiap hadapi kemarau panjang dengan hemat air

Satgas Air Bersih ini, kata Anies memiliki tugas pokok untuk memastikan warga Jakarta mendapatkan pasokan air bersih di tengah kondisi kekeringan yang melanda terutama pada 15 kecamatan tersebut.

Adapun 15 kecamatan tersebut adalah Cilincing, Tanjungpriok, Koja, Kelapa Gading dan Penjaringan (Jakarta Utara); Menteng, Gambir, Kemayoran dan Tanah Abang (Jakarta Pusat); Makasar, Pulogadung dan Cipayung (Jakarta Timur); Tebet, Pasarminggu dan Setiabudi (Jakarta Selatan).

Baca juga: PAM siapkan mobil tangki darurat antisipasi puncak kemarau

"Namun bukan berarti yang di luar 15 kecamatan itu, terbebas dari kekeringan. Justru seluruh wilayah di Jakarta harus mengantisipasinya," kata Anies.

Berkaitan dengan itu, Anies berpesan agar personel Satgas Air Bersih yang terdiri dari Dinas Kehutanan, Dinas Sumber Daya Air, BPBD, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Gulkarmat (Damkar), Dinas Perhubungan, Satpol PP, PAM JAYA, PPSU, para Lurah, hingga Perwakilan RT/RW, memegang teguh motto Siap, Tanggap dan Galang.

Baca juga: Walhi Jakarta minta pemerintah kaji krisis air bersih di Penjaringan

"Siap berarti seluruh personel harus lebih responsif. Tanggap berarti setiap ada masalah langsung dikerjakan. Galang berarti mengajak seluruh pihak koordinasi lintas instansi memastikan kebutuhan air bersih warga terpenuhi. Siap, Tanggap, dan Galang ini harus dicamkan kepada kita semua agar memberikan pelayanan air bersih secara cepat dan responsif kepada warga," ujarnya.

Distribusi Dua Jam
Hingga saat ini, Pemprov DKI Jakarta mengatakan terdapat dua kelurahan yang telah menyampaikan bahwa wilayahnya terdampak kekeringan dan membutuhkan pasokan air bersih segera, yaitu Kelurahan Kalideres (Jakarta Barat) dan Kelurahan Pejagalan (Jakarta Utara).

Pemprov DKI sendiri telah menyusun mekanisme pelaporan dari masyarakat yang membutuhkan air bersih akibat kekeringan melalui layanan Call Center Jakarta Siaga 112, dan melalui Aplikasi Jakarta Aman lewat fitur "LAPOR".

Baca juga: Warga Jakarta diminta hemat air antisipasi potensi kekeringan

Laporan yang masuk akan diverifikasi kepada aparat di wilayah terlapor mengenai lokasi, jumlah warga terdampak dan jumlah kasus kekeringan yang terlaporkan untuk kemudian ditindaklanjuti oleh satgas.

Kemudian, Pemprov DKI Jakarta melalui badan usahanya, PT PAM Jaya, akan mendistribusikan bantuan air bersih ke wilayah Jakarta yang mengalami kekeringan.

"Dari 112, kemudian informasi diteruskan ke kami, kami kemudian siapkan armadanya, ambil airnya, kemudian kami distribusikan. Kurang lebih dua jam sejak permintaan hingga sampai di lokasi,"
kata Direktur Utama PT PAM Jaya Priyatno Bambang Hernowo di Jakarta.

Hernowo menyampaikan, PT PAM Jaya juga melibatkan dua operator layanan air bersih, PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja) dan PT Aetra Air Jakarta, untuk menyalurkan air bersih yang dibutuhkan warga Jakarta yang diambil dari instalasi pengolahan air (IPA) atau water treatment plant (WTP) Palyja dan Aetra.

"Kita dibantu tangkinya juga (oleh Palyja dan Aetra). Kemudian kan saat ini WTP dikelola oleh mereka, sehingga kita ngambilnya di titik-titik di mana mereka saat ini mengelola itu," ucap Hernowo.

Untuk saat ini, Hernowo menyebut, pasokan air PT PAM Jaya di SPAM Jatiluhur dan pasokan air di wilayah Tangerang masih aman.

"Pasokannya masih oke sampai dengan saat ini. Kami punya reservoir, kemudian kami akan salurkan lewat tangki-tangki," kata dia menambahkan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019