Meulaboh (ANTARA) - Sebanyak 38 mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, hingga Kamis (26/9) malam dilarikan ke rumah sakit umum daerah setempat akibat terkena gas air mata.

Para mahasiswa yang sebagian masih dirawat di rumah sakit tersebut karena diduga terkena gas air mata, saat terjadi kerusuhan ketika melancarkan aksi unjuk rasa di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Barat, Kamis siang.

"Rata-rata mahasiswa yang dilarikan ke rumah sakit ini mengalami sesak napas, sebagian besar kalangan mahasiswi (perempuan)," kata Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Aceh Barat, Dedi Suwandi kepada ANTARA, Kamis malam di Meulaboh.

Baca juga: Tuntutan belum terpenuhi, mahasiswa duduki gedung DPRK Aceh Barat

Selain itu, sebagian korban yang dirawat dan dilarikan ke rumah sakit merupakan kalangan mahasiswa laki-laki, karena mengalami luka-luka diduga terjatuh di dalam kerumunan massa.

Sejumlah mahasiswa menolong seorang murid SD karena sesak napas diduga terkena gas air mata saat melintas ketika terjadi kerusuhan ketika berlangsungnya unjuk rasa di depan Gedung DPRK Aceh Barat di Meulaboh, Kamis (26/9/2019). (ANTARA/Teuku Dedi Iskandar)

Dedi mengakui para mahasiswa yang dilarikan PMI Aceh Barat ke rumah sakit, mengeluh perih di bagian mata dan sesak di bagian dada saat bernapas.

Baca juga: Mahasiswa duduki ruang sidang utama DPRA

"Setelah mendapatkan perawatan medis, sebagian mahasiswa sudah diperbolehkan pulang," kata Dedi Suwandi.

Pihaknya mengakui jumlah mahasiswi yang harus dilarikan ke rumah sakit sepanjang Kamis siang sangat banyak, sehingga butuh berulangkali armada ambulans dikerahkan ke lokasi unjuk rasa guna membantu mahasiswa yang sesak napas.

Selain dirawat di rumah sakit, beberapa mahasiswi sebelumnya juga sempat mendapatkan pertolongan pertama di rumah warga, yang berada tidak jauh dari lokasi aksi mahasiswa berorasi, pungkasnya.

Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019