Kuala Lumpur, (ANTARA News) - Perdana Menteri Pakistan Yousuf Raza Gilani Selasa mengatakan, bahwa negaranya telah menderita lebih dari negara lain dari terorisme, dan bahwa pihaknya akan berperang menghadapi terorisme dengan "tangan besi". "Dunia saat ini sedang menghadapi ancaman ekstrimisme dan terorisme yang mempengaruhi pembangunan sosial-ekonomi kami," katanya dalam pidato di konferensi tingkat tinggi (KTT) kelompok delapan negara berkembang (D-8). "Pakistan telah menderita banyak akibat tindakan terkutuk ini," katanya. Untuk itu ia menunjuk pembunuhan mantan perdana menteri Benazir Bhutto tahun lalu, yang merupakan salah satu dari banyak aksi kekerasan yang melanda negaranya. "Meskipun demikian, tindakan pengecut seperti ini tidak akan pernah mengurangi upaya kami untuk berperang menghadapi terorisme dan ekstrimisme dengan tangan besi," katanya. Pemerintahan baru Gilani telah berjanji untuk melaksanakan secara penuh upaya-upaya kontra-terorisme Pakistan setelah berhasil mengalahkan sekutu politiknya, presiden Pervez Musharraf yang didukung Amerika Serikat, dalam pemilihan umum Februari lalu. AS telah memperingatkan bahwa kelompok teror global Al-Qaeda kini sedang membangun dirinya kembali di wilayah sabuk suku Pakistan, yang berbatasan dengan Afghanistan. Gilani juga mengatakan, Pakistan memegang komitmen terhadap resolusi perdamaian atas konflik yang masih berlangsung dengan India, menyangkut wilayah Himalaya yang terbelah, Kashmir. "Kami telah membuat kemajuan positif pada tahun-tahun belakangan ini dalam dialog kami dengan India," katanya. "Kami berusaha mencapai resolusi damai bagi semua persoalan penting kami, termasuk masalah pokok Jammu dan Kashmir, sesuai dengan aspirasi rakyat Kashmir." Kashmir, yang telah dilanda pemberontakan berdarah sejak tahun 1989, diklaim baik oleh India maupun Pakistan, demikian diwartakan AFP. (*)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2008