Jakarta (ANTARA) - Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin menyatakan prihatin dengan meninggalnya seorang mahasiswa bernama Immawan Muhammad Randi dalam unjuk rasa di Kendari, Sulawesi Tenggara.

"Saya berpesan kepada segenap keluarga besar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Angkatan Muda Muhammadiyah (AMM) di seluruh Tanah Air untuk memanjatkan doa kehadirat Allah SWT agar almarhum memperoleh husnul khatimah," kata Din yang juga mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah kepada wartawan di Jakarta, Kamis,

Dia mengatakan peristiwa meninggalnya kader Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah di Kendari, Sulawesi Tenggara, itu merupakan musibah dan tragedi demokrasi akibat tindakan represif.

Din menyesalkan insiden itu sekaligus mendorong pengusutan kasus yang jujur dan transparan. Agar tidak menimbulkan fitnah sebaiknya dilakukan autopsi oleh tim internal Muhammadiyah.

Baca juga: Polisi benarkan korban meninggal peserta demo di gedung DPRD Sultra

Bagi setiap pihak, dia meminta agar tetap tenang dan tidak terhasut untuk melakukan tindakan anarkisme serta selalu kompak dalam menegakkan "amar makruf nahi munkar" yaitu memerintahkan kebenaran dan mencegah kemungkaran.

"Meminta kepada semua pihak untuk dapat menahan diri dan tidak terjebak ke dalam permusuhan dan kecenderungan adu kekuatan. Saya prihatin atas jatuhnya korban dalam aksi protes mahasiswa baik luka-luka maupun meninggal dunia," kata dia.

Menurut dia, aksi protes mahasiswa dan pelajar yang mengeritik proses pembuatan undang-undang yang dinilai mengabaikan aspirasi rakyat adalah bentuk "amar makruf nahi munkar" tapi harus dilakukan dengan cara baik.

"Meminta kepada aparat keamanan dan penegakan hukum untuk sesuai tugasnya mengayomi dan melindungi para mahasiswa dan pelajar serta menghindari pendekatan represif apalagi menimbulkan korban tewas," katanya.

Baca juga: Unjuk rasa di DPRD Sultra, seorang mahasiswa meninggal dunia
Baca juga: Korban meninggal demo anarkis dan kebakaran di Wamena 17 orang

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019