Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengusulkan peningkatan perdagangan dan kemitraan di antara negara-negara D-8 yang memiliki potensi pasar 900 juta orang untuk menghadapi krisis energi dan pangan dunia saat ini. "Kita harus menekan kesenjangan di antara negara-negara D-8 dengan meningkatkan perdagangan dan juga memperkuat kemitraan di antara kita," kata Presiden Yudhoyono ketika menyampaikan pidatonya pada KTT D-8 di Kuala Lumpur, 7-8 Juli 2008, Selasa. Presiden yang menyampaikan sambutannya selaku ketua D-8 untuk periode 2006-2008, kemudian menyerahkan jabatan itu kepada PM Malaysia Abdullah Badawi yang akan memimpin negara-negara kelompok D-8 untuk periode 2008-2010. Sebagai upaya menghadapi krisis energi dan komoditas pangan dunia saat ini, Presiden mengusulkan agar negara-negara D-8 lebih proaktif dan melakukan inovasi pada program dan kegiatan. "Kita perlu optimalkan potensi kita, terutama jumlah penduduk yang mencapai 900 juta orang yang merupakan pasar besar untuk produk dan peluang bisnis," tandasya. Selain itu, negara-negara D-8 harus pula memperkuat sektor swasta. "Kita harus menciptakan peluang bagi para pedagang dan pengusaha untuk menciptakan berbagai peluang dan mendapatkan keuntungan bersama," kata Yudhoyono. Ia juga menyampaikan hasil-hasil kepemimpinan Indonesia pada D-8 selama dua tahun yakni ada 31 program dan aktivitas, 15 kegiatan di antaranya dilaksanakan di Indonesia yang meliputi berbagai bidang seperti perdagangan, mikro keuangan, takaful, energi, pariwisata, penerbangan sipil dan kesehatan. "Kita juga sudah menyelesaikan formulasi Roadmap D-8 yang berisi tujuan dan prinsip-prinsip kita serta program kerja. Roadmap ini juga akan menjadi panduan bagi langkah D-8," katanya. "Kami percaya dibawah kepemimpinan Malaysia ditambah sudah adanya Sekretariat D-8 yang semua program dan kegiatan akan dapat dilaksanakan dengan baik," tambah dia. Sementara itu, PM Malaysia Abdullah Badawi yang akan memimpin D-8 untuk dua tahun ke depan mengatakan, pertemuan D-8 kali ini sedang menghadapi masalah ekonomi dunia yang berat. Harga minyak naik meroket yang tidak sama sekali diduga para perencana ekonomi. "Ada perkiraan bahwa harga minyak naik hingga 170 dolar AS per barel pada akhir tahun ini. Dan diperkirakan akan naik mencapai 200 dolar AS per barel pada tahun depan," katanya. Selain itu, harga bahan makanan pokok juga naik di atas kemampuan rakyat miskin untuk membelinya. "Oleh karena itu, kita perlu meningkatkan komitmen untuk menghadapi berbagai persoalan dunia saat ini," kata Pak Lah, panggilan akrab Abdullah Badawi. Kepala pemerintahan D-8 yang hadir adalah Presiden Yudhoyono, PM Abdullah Badawi, Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad, PM Pakistan Syed Yousuf Raza Gilani, sedangkan Mesir diwakili Menteri Kerjasama Internasional Fayza Mohamed Abdoul Naga. Kelompok negara D-8 didirikan tahun 1997 di Istanbul, Turki, dengan delapan negara anggota, yakni Indonesia, Malaysia, Bangladesh, Mesir, Iran, Nigeria, Pakistan, dan Turki. (*)
Pewarta:
Copyright © ANTARA 2008