Sidoarjo (ANTARA) - Petugas Kepolisian Resor Kota Sidoarjo Jawa Timur merazia sekitar 117 orang pelajar yang diduga akan mengikuti demo di gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur.
Kapolresta Sidoarjo Kombes Pol Zain Dwi Nugroho, di Sidoarjo, Kamis mengatakan, pelajar itu diduga akan mengikuti demo menolak UU KPK di gedung DPRD Provinsi Jawa Timur.
"Mereka dirazia oleh petugas kepolisian saat melakukan konvoi di kawasan Aloha Waru Sidoarjo," ujarnya di Sidoarjo.
Ia mengatakan, para pelajar ini berhasil diamankan di kawasan Waru setelah diketahui melakukan konvoi dengan membawa berbagai alat peraga demo.
"Ada 117 pelajar yang akan berangkat mengikuti demo ke Surabaya, mereka ini berasal dari beberapa sekolah di Sidoarjo dan daerah lain," ujarnya.
Menurutnya, tindakan razia itu dilakukan untuk mengantisipasi keikutsertaan para pelajar yang akan mengikuti demo, menyusul beredarnya seruan untuk mengikuti demo yang ramai di media sosial.
"Kami lakukan penyekatan di beberapa titik dengan menempatkan anggota ditempat yang disinyalir akan dilewati para pelajar ini seperti di Taman, Aloha Berbek," ujarnya.
Dalam razia itu, kata dia, ada dua orang remaja asal Pasuruan yang sengaja memakai seragam sekolah untuk mengikuti aksi yang ikut bergabung dengan para pelajar lainnya.
"Ini ada dua orang dari Pasuruan, sebenarnya dia sudah lulus. Tapi dia sengaja memakai seragam sekolah untuk ikut aksi," katanya.
Pihak kepolisian masih menelusuri lebih lanjut dua orang remaja tersebut. Meski demikian polisi tidak menemukan senjata tajam dari tangan keduanya.
"Setelah kami data, mereka kami minta menghubungi orang tuanya untuk menjemput mereka. Biar nanti polisi memberi arahan kepada orang tua agar bisa menjaga anaknya dari hal hal yang tidak diinginkan," katanya..
Sementara itu, Kepala sekolah SMPN1 Jabon, Didik Winarko di Mapolres Sidoarjo, bersama guru BK mendatangi Mapolres Sidoarjo setelah mendapat informasi jika anak didiknya tertangkap dalam razia itu.
"Tadi kami dikabari oleh teman yang ada di dinas pendidikan. Saya diminta polres . Karena ada murid yang dibawa kesini," ungkap Didik Winarko.
Dari hasil pantauannya di Mapolres, ada tiga siswa kelas VIII yang turut terjaring polisi yang, sebelumnya terlihat mengikuti pelajaran.
"Mungkin mereka kabur pada saat shalat berjamaah. Karena pagi harinya mereka ada di sekolah," jelasnya.
Baca juga: Pelajar STM ikut unjuk rasa tolak RKUHP dan UU KPK di depan DPRD NTB
Baca juga: Gelar demo tanpa izin, Polresta Surakarta amankan puluhan pelajar
Baca juga: Yohana berharap tidak ada lagi ajakan demonstrasi pelajar
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2019