Jakarta (ANTARA News) - Integrasi ekonomi di Asia menjadi semakin vital bagi pertumbuhan global dan pengelolaan risiko bersama kawasan, demikian hasil kajian Bank Pembangunan Asia (ADB) terbaru yang dikutip dari situs resmi ADB, Senin. Krisis finansial 1997/1998 mengungkapkan kerentanan dan memberi dorongan baru bagi kerjasama regional, seperti diungkap dalam kajian ADB "Emerging Asian Regionalism: A Partnership for Shared Prosperity". "Meningkatkan integrasi di antara negara-negara Asia memberi landasan baru bagi pertumbuhan dan hal itu baik bagi Asia dan dunia," ujar Jong-Wha Lee, Kepala divisi Integrasi Ekonomi Regional. "Integrasi ekonomi yang lebih dalam di Asia akan memliki pengaruh pada produktivitas global dan arsitektur finansial dan ekonomi internasional," kata Yuen Pau Woo, Presiden CEO-bersama Asia Pasific Foundation of Canada (APFC). Sementara integrasi ekonomi Asia didorong oleh pasar, ekonomi Asia harus meningkatkan hubungan mereka melalui dialog yang lebih akrab dan koordinasi kebijakan agar dapat menikmati keuntungan dari meningkatnya saling ketergantungan regional. Kajian itu juga menyebutkan, untuk mendukung stabilitas finansial dan kesejahteraan ekonomi, negara-negara Asia juga harus memperbaiki sistem pengawasan makroekonomi kawasan dan bekerjasama membangun institusi-institusi regional baru seperti Forum Stabilitas Finansial Asia dan Sekretariat Asia bagi Kerjasama Ekonomi. Kerjasama di kawasan Asia, tambah kajian tersebut, bisa menetralisir kejutan-kejutan yang terjadi. Kajian itu menggarisbawahi, bahwa Asia memiliki kerjasama yang lebih minim di sektor finansial daripada perdagangan, tapi pasar finansial kini berkembang luas dan lebih rumit dari satu dasawarsa terakhir. Kawasan ini kini menghadapi banyak tantangan menyusul kesenjangan neraca pembayaran global yang semakin besar akibat terjadinya krisis finansial dan melambatnya ekonomi global. "Tantangan bagi para pembuat kebijakan di Asia adalah mengamati perkembangan global dan regional serta selalu siap untuk bertindak bersama jika dibutuhkan respon kawasan," kata kajian itu. (*)

Copyright © ANTARA 2008