Kami mendukung dalam bentuk apa pun demi kelancaran investasi di Aceh dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan
Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Aceh mendukung pengeboran dan eksplorasi minyak dan gas bumi (Migas) di lepas Pantai Utara, Aceh, Blok Andaman II oleh Premier Oil Indonesia selaku kontraktor kontrak kerja sama.
"Kami mendukung dalam bentuk apa pun demi kelancaran investasi di Aceh dan tidak ada yang perlu dikhawatirkan," kata Pelaksana Tugas Gubernur Aceh Nova Iriansyah di sela-sela menerima audiensi SKK Migas Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) dan Premier Oil Indonesia, di rumah dinasnya, Kamis.
Ia menjelaskan investasi merupakan salah satu langkah untuk mendongkrak perekonomian Aceh, karenanya dirinya memastikan pemerintah menjamin keamanan dan kepastian hukum untuk investasi.
"Saya pastikan di Aceh aman dan sangat kondusif bagi dunia investasi," katanya.
Ia mengatakan pengelolaan migas pada jarak 12 mil laut lepas pantai Aceh merupakan kewenangan pemerintah pusat dan Aceh tetap mendapatkan proporsi bagi hasilnya sesuai ketentuan perundang-undangan.
Plt Gubernur Nova juga meminta SKK Migas dan Premier Oil Indonesia untuk selalu berkoordinasi dengan Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh dan Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) menyangkut teknis pelaksanaan eksplorasinya.
Baca juga: Tiga perusahaan internasional akan investasi migas lepas pantai Aceh
Kepala Departemen Operasi SKK Migas Sumbagut, Haryanto Syafri mengatakan audiensi dengan Plt Gubernur Aceh tersebut guna menyampaikan perkembangan pelaksanaan persiapan eksplorasi selama satu tahun pertama di wilayah Andaman II, yang dilaksanakan oleh Premier Oil Indonesia.
"Saat ini kita sedang mempersiapkan segala bahan materil untuk eksplorasi, rencananya pengeboran akan dilakukan sekitar tahun 2021," kata Haryanto.
Haryanto menjelaskan, kontrak Premier Oil dengan SKK Migas pada 2018 dengan skema kontrak gross split dalam jangka waktu 30 tahun dan telah mendapatkan kewenangan melakukan eksplorasi.
"Mudah-mudahan bisa sampai pada tahapan produksi migas," katanya.
Haryanto menambahkan pihaknya akan mengutamakan potensi lokal, baik untuk pengadaan materil atau pun pemakaian fasilitas penunjang lainnya. Wilayah Andaman II berada di lepas pantai utara Aceh tepatnya di lepas pantai Kabupaten Bireuen, Lhokseumawe dan Aceh Utara.
Pada pertemuan tersebut, turut dihadiri President Premier Oil Indonesia, Gary Selbie dan Kepala Satuan Perangkat Aceh yang terkait.
Baca juga: Aceh sambut baik rencana Conrad Petroleum studi blok migas
Baca juga: Pemerintah Aceh ingatkan warga tidak menambang minyak secara ilegal
Pewarta: M Ifdhal
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019