Kuala Lumpur (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Selasa pagi, di Kuala Lumpur, menghadiri acara pembukaan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Organisasi Delapan Negara Berkembang atau Development Eight (D-8).
Dalam acara tersebut, selain menyampaikan pidato, Presiden juga akan menyerahkan kepemimpinan D-8 yang dipegang oleh Indonesia sejak KTT kelima D-8 pada 2006 di Bali kepada Malaysia yang diwakili oleh Perdana Menteri Malaysia Abdullah Ahmad Badawi.
D-8 dibentuk di Istanbul Turki pada 15 Juni 1997 oleh Indonesia, Turki, Mesir, Iran, Malaysia, Nigeria, Bangladesh dan Pakistan.
Pembentukan D-8 dilandasi maksud untuk menghimpun kekuatan negara-negara Islam guna menghadapi ketidakadilan dan sikap mendua negara-negara barat serta oleh pertimbangan bahwa Organisasi Konferensi Islam (OKI) selama ini dinilai tidak efektif dalam menghadapi berbagai tantangan dunia.
Namun dalam perkembangannya, ditetapkan bahwa kelompok D-8 tidak bersifat eksklusif keagamaan dan ditujukan untuk memberikan sumbangan bagi pembangunan negara-negara peserta yang juga dapat dimanfaatkan oleh negara berkembang lain.
Tujuan utama pembentukan kerjasama D-8 adalah untuk meningkatkan posisi negara berkembang dalam perekonomian dunia, memperluas dan menciptakan peluang baru dalam hubungan perdagangan.
Selain itu pembentukan kerjasama itu juga untuk meningkatkan partisipasi negara berkembang dalam pengambilan keputusan di tingkat internasional dan mengupayakan peningkatan taraf hidup bagi warganya.
Presiden setelah menghadiri acara pembukaan KTT D-8, kemudian siang hari sekitar pukul 12.00 waktu setempat akan bertolak menuju Hokkaido Jepang untuk menghadiri KTT G-8 yang diperluas. Karenanya, selama berlangsungnya KTT D-8 di Kuala Lumpur, Menteri Luar Negeri Nur Hassan Wirajuda akan mewakili Presiden hingga KTT D-8 selesai. (*)
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2008