New York, (ANTARA News) - Dolar AS diperdagangkan "mixed" (beragam) pada perdagangan Senin waktu setempat atau Selasa pagi WIB, karena pasar melihat kemungkinan sebuah pernyataan G8 akan mendukung mata uang AS, sementara melemahnya data ekonomi Jerman dan Inggris menekan euro. AFP melaporkan, "greenback" sempat terdorong oleh Presiden AS, George W. Bush yang mengatakan menyokong dolar "yang kuat" jelang pertemuan G8 di Jepang. Namun, kenaikan dolar tampak terganjal dan mata uang tunggal Eropa dipatok pada 1,5730 dolar pada 2100 GMT dari 1,5694 dolar pada Kamis lalu di New York jelang libur Hari Kemerdekaan AS. Terhadap mata uang Jepang, dolar naik menjadi 107,10 yen dari 105,84 yen pada Kamis. Bush pada Minggu menegaskan kembali bahwa Amerika Serikat "mendukung sebuah dolar yang kuat," seraya mengatakan fundamental ekonomi AS yang kuat dapat mendukung mata uang tersebut naik. Osamu Takashima, kepala analis Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ, mengatakan sekalipun pernyataan Bush hanya mencerminkan posisi resmi AS, "itu penting ia mengualng kebijakannya pada saat pertemuan puncak." Kathy Lien dari Forex Capital Management mengatakan para pedagang tidak memperkirakan sebuah penggantian untuk mendukung greenback, namun memantau untuk setiap "bahasa baru" (petunjuk baru). "Disana belum ada spekulasi tentang sebuah perubahan dalam bahasa nilai tukar, namun jika salah satunya terjadi, hanya mungkin komentar yang akan membuat dolar bullish," kata dia. Di pasar juga hati-hati karena pejabat moneter senior akan berbicara pada akhir pekan ini, termasuk testimoni di kongres oleh ketua Federal Reserve Ben Bernanke pada Kamis. Semnetara produksi industri Jerman mencatat penurunan terbesar dalam hampir 11 tahun pada Mei, data resmi menunjukkan Senin, memberikan kesan ekonomi terbesar Eropa itu dapat mengalami kontraksi pada kuartal kedua 2008. Produksi industri Jerman jatuh 2,4 persen dari April, dengan kementerian ekonomi mengatakan hal itu sementara, penyesuan berkala itu terutama karena ada dua libur panjang akhir pekan. Produksi manufaktur Inggris juga melemah pada Mei, menurut data resmi yang dipublikasikan Senin. Kantor Statistik Nasional (ONS) mengatakan bahwa produksi manufaktur turun 0,5 persen pada Mei dari April dan menyusut 0,8 persen dalam basis 12 bulanan. "Penurunan tajam 0,5 persen bulan-ke-bulan dalam produksi manufaktur Inggris pada Mei menambah fakta baru-baru ini bahwa ekonomi Inggris penuh bahaya terseret ke dalam resesi," kata analis Capital Economics, Paul Dales menanggapi data tersebut. Dalam perdagangan terakhir di New York, dolar berada pada 1,0261 franc Swiss turun dari 1,0264 franc pada Kamis. Pound berada pada 1,9765 dolar turun dari 1,9824 dolar.(*)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2008