Seorang penderita stroke saja sudah kehilangan masa produktivitasnya, belum ditambah orang yang merawatnya
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan menyatakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab kematian paling banyak di Indonesia saat ini dibandingkan penyakit yang menular.
"Kondisi penyakit yang pada 1990-an lebih didominasi penyakit menular, saat ini berubah menjadi lebih banyak penyakit yang tidak menular," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PTM) Dr. Cut Putri Arianie dalam temu media yang digelar untuk memperingati Hari Jantung Sedunia di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Kamis.
Ia mengatakan bahwa PTM menurut data yang diperoleh pada sekitar 2017 jumlahnya mencapai 69,91 persen, lebih besar dibandingkan penyakit menular.
Baca juga: Kemenkes: Perilaku merokok tingkatkan penyakit tidak menular
Penyakit tidak menular menempati posisi tertinggi yang menyebabkan kematian paling banyak di Indonesia.
Ia menyebutkan bahwa berdasarkan hasil survei registry 2014, stroke menempati posisi teratas penyebab kematian di antara PTM lainnya, disusul penyakit jantung dan diabetes.
Jika dilihat dari masa produktivitas individu, penyakit tidak menular seperti stroke dan diabetes telah menghilangkan banyak waktu produktif mereka akibat terkena penyakit tersebut.
"Seorang penderita stroke saja sudah kehilangan masa produktivitasnya, belum ditambah orang yang merawatnya. Orang yang merawat ini juga jadi hilang produktivitasnya karena harus menjaga penderita," ujarnya.
Kemudian jika dilihat dari pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), penyakit jantung menjadi penyakit yang paling membebani JKN hingga Rp10 triliun pada 2018, sekitar tiga hingga empat kali lipat dari penyakit lainnya.
Karena itu, ia berharap hal tersebut perlu menjadi perhatian bagi semua pihak. Selanjutnya, selain penyakit jantung, penyakit kanker juga menempati posisi kedua sebagai penyakit yang membebani JKN, diikuti stroke dan gagal ginjal.
Tren penyakit tidak menular, kata dia, dari tahun ke tahun jumlahnya terus meningkat, baik dari aspek penyakitnya ataupun dari faktor risikonya.
Faktor risiko tersebut di antaranya merokok pada usia remaja yang trennya juga meningkat. Kemudian obesitas dan kurang aktivitas juga menjadi faktor risiko yang dapat mengarah pada kemungkinan terkena PTM.
Baca juga: Stroke penyumbang tertinggi kematian prematur
Pewarta: Katriana
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019