kita revolusi hijau dengan daun kelor, setan saja takut apalagi stunting

Maumere, NTT (ANTARA) - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur Josef Nae Soi mengatakan bahwa angka stunting di daerah tersebut masih tinggi sehingga perlu adanya revolusi hijau dengan memanfaatkan daun kelor untuk mengatasi stunting.

"Kalau di luar negeri ada revolusi putih, minum susu sebanyak-banyaknya kita revolusi hijau dengan daun kelor, setan saja takut apalagi stunting," kata Josef pada diskusi dalam peringatan Hari Kontrasepsi Sedunia di Maumere, NTT, Kamis.

Ia mengatakan, daun kelor mudah tumbuh dan bisa ditanam di halaman rumah. Daun kelor bisa dikonsumsi dan sangat bermanfaat.

Baca juga: Mungkinkah daun kelor bisa atasi kekerdilan di NTT?

Baca juga: NTT targetkan ekspor 1.000 ton kelor per tahun

"Stunting kami paling tinggi, angka kematian juga tinggi. Kami tidak dapat bonus demografi. Kenapa kami bisa dapat? Aksesibilitas yang tidak ada, padahal SDM dan SDA kami luar biasa," tambah dia.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi NTT baru mencapai 64,39 (2018) masih di bawah angka IPM nasional yaitu 71,39, Umur Harapan Hidup NTT baru mencapai 66,38 (2018), dan kualitas penduduk NTT yang masih rendah yaitu lama rata-rata sekolah 7,30 tahun pada tahun 2018).

Terkait dengan capaian dalam program Keluarga Berencana di Provinsi NTT, angka TFR di provinsi ini masih tinggi yakni 3,4 (SDKI 2017), CPR yang masih rendah yakni 38,8 persen, dan angka stunting yang masih tinggi mencapai 40,3 persen.

Terkait revolusi hijau, Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Hasto Wardoyo mendukung upaya tersebut karena NTT sebenarnya kaya dengan sumber daya alam berupa daun kelor dan ikan yang melimpah.

Daun kelor memiliki nama ilmiah moringa oleifera kaya akan antioksidan, asam amino, vitamin dan mineral.

Bubuk daun kelor juga sering disebut sebagai sumber protein karena mengandung sembilan asam amino esensial.

Selain itu, daun kelor juga memiliki potensi untuk menyediakan kebutuhan di dalam tubuh manusia yang tidak terpenuhi dan juga memiliki sifat yang baik untuk penyembuhan.

Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019